Maskapai penerbangan China akan menghabiskan lebih dari US$1 triliun atau sekitar Rp13,1 biliun untuk pembelian pesawat baru selama dua dekade berikutnya. Hal ini karena meningkatnya pengguna perjalanan udara secara drastic.
Dalam pekiraan Boeing China diperkirakan akan belanja besar-besaran hingga 6.810 pesawat, dan mengubah China menjadi apa Boeing menggambarkan sebagai “the first trillion dollar aviation market.”
Randy Tinseth, seorang eksekutif pemasaran di Boeing Commercial Airplanes, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia mengharapkan lalu lintas penumpang di China tumbuh sebesar 6,4% per tahun selama 20 tahun ke depan.
Perkembagan kelas menengah di negara ini ditambah kebijakan visa baru “memberi kita alasan untuk mengharapkan masa depan yang sangat cerah untuk pasar jarak jauh China,” katanya.
Boeing memprediksi bahwa tiga perempat dari pengiriman baru nanti merupakan pesawat berlorong tunggal yang membawa antara 90 dan 230 penumpang, dan melayani pelancong bisnis dan liburan.
Sebagaimana dilaporkan CNN Selasa 13 September 2016, Boeing memprediksi bahwa armada pesawat widebody China seperti 787 akan meningkat tiga kali lipat selama dua dekade berikutnya.
Permintaan untuk pesawat widebody juga akan meningkat sekitar 1.560 pesawat baru untuk tiga maskapai negara selama lebih dari 20 tahun. Kategori termasuk pesawat Boeing 787 Dreamliner dan garis 777.
Pada 2015, Boeing memperkirakan penerbangan Cina akan menghabiskan US$950 miliar lebih selama 20 tahun.