Penerbangan maskapai Lion Air ke sejumlah rute mengalami delay dan menimbulkan emosi calon penumpangnya. Dirut Angkasa Pura II (AP II) Djoko Muriatmodjo mengatakan pihaknya tak dapat berbuat banyak atas keterlambatan tersebut karena AP hanya bertugas sebagai penyedia fasilitas.
“Soal delay Lion tadi malam hingga pagi memang Angkasa Pura nggak bisa banyak berbuat. Karena tugas Angkasa Pura hanya sebagai penyedia fasilitas,” ujar Djoko seperti dikutio detikcom di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (1/8/2016).
Sebagai penyedia fasilitas, AP II memastikan agar para penumpang yang terkena penundaan di bandara Soetta tak terlantar dan tak melakukan aksi anarkis akibat emosi karena keterlambatan jadwal penerbangan.
“Penanganan selanjutnya lebih banyak di maskapai. Kalau koordinasi iya, kita selalu koordinasikan apa yang diperlukan maskapai supaya mereka bisa mengurangi delay-nya. Tapi hanya sebatas itu kapasitas Angkasa Pura,” kata Djoko.
Delay yang terjadi sejak Minggu (31/7) malam tersebut tak hanya mengakibatkan banyaknya penumpang yang terlantar di bandara, namun juga menyebabkan beberapa dampak operasional, seperti penggunaan fasilitas bandara dan untuk pergerakan pesawat dari Air Traffic Controller (ATC).
“Di bandara kami menangani khusunya di apron dan terminal. Kalau akibat dari (delay) itu pasti ada, seperti ruang tunggu nggak bisa dipakai penumpang untuk penerbangan lain, kemudian kebersihan yang biasa dikerjakan malam hari, tidak bisa (dikerjakan). Itu suatu hal yang sedikit banyak berpengaruh pada operasional,” jelas Djoko.
Pada Selasa (2/8) Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan memanggil pihak Lion Air. Pemanggilan tersebut terkait delay parah 5 rute penerbangan Lion Air.