Sejumlah maskapai tercatat mengalami keterlambatan jadwal penerbangan atau delayed di Bandara Soekarno-Hatta sejak H-5 hingga H-2 Lebaran. Maskapai yang menoreh angka delayed paling banyak adalah Garuda Indonesia, disusul dengan Sriwijaya Air dan Lion Air.
Berdasarkan data On Time Performance (OTP) Penerbangan Keberangkatan Domestik Bandara Soekarno-Hatta yang dikeluarkan oleh PT Angkasa Pura II, Â jumlah penerbangan Garuda Indonesia yang delayed sejak H-5 hingga Senin (4/7/2016)Â adalah 82 penerbangan. Sedangkan Sriwijaya Air mengalami 63 keterlambatan jadwal penerbangan. Di maskapai Lion Air ada 61 penerbangan yang delayed.
Maskapai lain yang mengalami delayed adalah Nam Air (37 penerbangan), Citilink (33 penerbangan), Batik Air (8 penerbangan), AirAsia (4 penerbangan), AirAsia Extra (3 penerbangan), Air Fast Indonesia (3 penerbangan), Kalstar (2 penerbangan), dan Trigana Air (1 penerbangan).
Rentang delayed yang dialami Garuda Indonesia paling banyak pada kurun waktu 30 sampai 60 menit, yakni 60 penerbangan, 61 sampai 120 menit untuk 19 penerbangan, 121-180 menit untuk dua penerbangan, dan 181-240 menit untuk satu penerbangan.
Garuda Indonesia juga menempati urutan pertama maskapai yang delayed untuk kedatangan di Bandara Soekarno-Hatta, dengan total delayed 88 penerbangan. Disusul Lion Air dan Sriwijaya Air (84 penerbangan), Citilink (51 penerbangan), Nam Air (37 penerbangan), dan maskapai lainnya dengan jumlah delayed di bawah 10 penerbangan.
Menanggapi hal ini,  Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia dan Citilink, Benny Butarbutar, mengatakan, delay yang terjadi sejak H-5 kemarin masih dalam batas toleransi. Semua penumpang, kata Benny juga sudah diberikan kompensasi yang sesuai. “Penerbangan Garuda Indonesia kan memang paling banyak. Di seluruh Indonesia, penerbangan Garuda Indonesia ada hampir 600 flight. Kalau 10 persen saja, sudah 60 penerbangan, ” kata dia.
“Delay 30 menit – 1 jam itu kami kasih pemberitahuan, dan snack sebagai kompensasi. Kalau yang sampai 2 jam baru kami berikan makanan berat. Kalau sampai 4 jam, kami kasih uang kompensasi Rp 300.000,” katanya.
Adapun untuk mengantisipasi delay berkepanjangan, kataBenny, Garuda Indonesia sudah menyiapkan beberapa pesawat wide body sebagai cadangan. (Kompas.com)