Airnav Indonesia dan Lion Air masih menginvestigasi insiden pesawat Wings Air yang berputar-putar 20 menit di atas Bandara Frans Seda, Maumere, NTT, karena belum bisa mendarat di bandara. Indikasi Airnav, pesawat itu datang ‘kepagian’ di saat bandara belum waktunya buka.
Peristiwa ini terjadi pada Jumat 17 Juni 2016. Saat itu Wings Air dengan nomor WON 1821 rute Kupang-Maumere melakukan perjalanan pada pukul 07.00 Wita dari Kupang. Sekitar pukul 07.40 Wita, pesawat dari Kupang mendekati bandara. Tetapi karena jam operasi bandara itu baru dimulai pukul 08.00 Wita sehingga pesawat tidak bisa mendarat.
Berdasarkan data kronologi dan transkrip pembicaraan pilot dan ATC yang beredar, petugas Tower ATC telah stand by pukul 07.00 Wita. Pada pukul 07.36 Wita, WON 1821 mengontak tower bandara.
Pukul 07.38 Wita, karena pesawat WON 1821 mengontak tower terus-menerus, petugas pun menjawabnya.
Sesaat kemudian pilot mengatakan “we are passing 100 and DME 30 request QAMA Frans Seda”. Setelah itu petugas tower menjelaskan bahwa operating hours Frans Seda Tower adalah pukul 00.00 UTC (08.00 Wita).
Kemudian pilot mengatakan “we are join and overhead and holding until you open’ dan petugas ATC menjawab “Frans Seda copied report overhead’. Karena tidak di-readback oleh pilot, petugas mengulangi dan pilot kemudian menjawab singkat “yoi”.
Pukul 07.56 Wita, pilot WON 1821 mengatakan “Sudah buka belum warungnya, mas.” Petugas ATC pun memberikan instruksi “descent to circuit report passing 060” dan pilot mengatakan “we are position long final”. Petugas ATC menjawab “continue approach report final” dan pilot menjawab “jadi buka nih?” Lalu pilot mengatakan “jadi udah boleh landing? nanti kita ditendang lagi”. Petugas ATC tidak menjawab pertanyaan pilot itu.
Pukul 07.59 Wita pesawat terlihat dan petugas memberikan instruksi untuk landing. Pukul 08.01 Wita pesawat mendarat.
Direktur Operasional Airnav Indonesia, Wisnu Darjono, membenarkan adanya percakapan tersebut. Dia juga membenarkan ungkapan pilot soal “warungnya buka” maupun “ditendang”.
“Iya itu pada pukul 23.56 UTC (07.56 Wita),” ujar Wisnu seperti dikutip detikcom.
Menurut Wisnu, pesawat Wings tersebut tiba lebih cepat dari jadwal sekitar 20 menit. “Artinya pesawat tersebut harus berputar-putar di udara selama 20 menit sambil menunggu bandara siap beroperasi,” kata Wisnu.
Sementara di dalam pesawat, lewat announcer pilot mengucapkan ‘ini bandara termalas di Indonesia’ dan didengar seluruh penumpang. Wisnu keberatan dengan hal tersebut dikarenakan hal itu bukan kesalahan pihaknya.
Humas Lion Air Group Andi M Saladin membenarkan adanya pesawat Wings berputar-putar menunggu bandara buka. Namun Andi enggan berkomentar soal dugaan bandara belum siap menerima pendaratan atau pesawat datang kepagian. “Kalau soal ATC kami enggak bisa komentar,” ujarnya.
Kapten Diki mewakili Manajemen Wings Air, dilaporkan telah meminta maaf kepada Kepala Bandara Frans Seda Maumere, Yohanes Keraf dan keluarga besar bandara. Permintaan maaf itu disampaikan dalam pertemuan di Kantor Bandara Frans Seda Maumere, Senin (20/6/2016) sore.
Manajemen Wings Air dalam pertemuan dengan tulus mengakui apa yang diucapkan Pilot Elik Anang sungguh tidak etis dan membuat pernyataan yang tidak pantas disampaikan kepada penumpang Wings Air sehingga membuat kondisi tidak nyaman.
Kapten Diki dalam pertemuan itu mengatakan, Kapten Lilik Anang telah diberikan sanksi dan dilarang mengoperasikan pesawat sebagai bentuk pembinaan atas ucapan yang telah membuat keluarga besar Bandara Frans Seda Maumere tersinggung.