Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan tengah menginvestigasi kejadian maskapai Wings Air nomor IW 1821 registrasi PK-WGH yang berputar 20 menit di langit sebelum mendarat di Bandara Frans Seda, Maumere, Nusa Tenggara Timur.
“Kami [masih] tunggu investigasi, jam operasional bandara jam berapa, pesawat terbangnya jam berapa, berdasarkan rekaman-rekaman nanti baru kami simpulkan,” kata Direktur Navigasi Penerbangan Kemenhub Novie Riyanto saat ditemui usai rapat koordinasi dengan Komisi V DPR di Jakarta, Senin (20/6/2016).
Diketahui bandara tersebut belum beroperasi, namun pesawat tersebut sudah mendapatkan izin terbang Jumat (17/6/2016) pagi.
“Itulah yang perlu diinvestigasi, mungkin dia sengaja minta terus oke [dipersilakan], tapi kami belum boleh menyimpulkan, harus berdasarkan investigasi,” katanya seperti dikutip Antara.
Novie mengatakan seluruh unsur yang terlibat harus diinvestigasi, baik maskapai, bandara, maupun petugas navigasi, dalam hal ini Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/Airnav Indonesia).
“Tiga-tiganya akan kami investigasi,” katanya.
Dia mengatakan investigasi tersebut paling tidak memakan waktu satu bulan.
“Kapan ‘flight’ diberikan, omongan apa yang disampaikan oleh pilot, jadi banyak isu di situ. Kita sebagai operator harus berdasarkan fakta, tidak bisa menjustifikasi tanpa data,” katanya.
Novie juga akan memeriksa apakah kejadian tersebut merupakan yang pertama kali atau pernah terjadi pada waktu sebelumnya di daerah-daerah lain.
Pada Jumat (17/6) pagi, penumpang pesawat Wings Air dengan nomor IW 1821 yang hendak mendarat di Bandara Frans Seda-Maumere, terkejut karena pesawat yang harusnya mendarat malah berputar 20 menit di udara mengitari daerah Magepanda, Pemana, dan Gunung Egon.
Penumpang pun semakin panik setelah kru pesawat memberitahukan penyebab pesawat belum bisa mendarat karena Bandara Frans Seda-Maumere belum siap didarati pesawat lantaran layanan bandara belum dibuka.