Meski kalah langkah dengan Airbus, Boeing masih menjaga asa untuk bisa menjual pesawat mereka ke Iran. Raksasa dirgantara Amerika it uterus melakukan lobi baik ke Iran maupun ke pemerintah AS sendiri.
Boeing telah berbicara dengan lebih dari dua maskapai Iran, termasuk maskapai Iran Air.Namun tidak dengan Mahan Air milik Garda Revolusi. Pembicaraan dilakukan sejak Februari setelah pemerintah AS memberikan persetujuan terbatas.
“Boeing telah berbicara dengan maskapai Iran tentang semua model yang saat ini dalam produksi,” kata Marty Bentrott, Wakil Presiden Boeing untuk penjualan Timur Tengah, kepada wartawan di pertemuan tahunan International Air Transport Association (IATA) di Dublin Kamis (02/06/2016) “Ada beberapa harapan yang sangat positif,” katanya.
Boeing telah didahului oleh rival Eropa Airbus yang menandatangani kesepakatan awal pada bulan Januari untuk menjual 118 pesawat ke Iran senilai US$27 miliar.
“Masih ada banyak kesempatan untuk Boeing,” kata Bentrott, yang dirinya telah mengunjungi Teheran sejak pembuat pesawat diberikan izin untuk terlibat dalam diskusi komersial.
Persetujuan tersebut memungkinkan Boeing untuk menyarankan maskapai tertentu Iran tentang kemampuan teknis pesawat, mendiskusikan kebutuhan maskapai dan menyelesaikan persyaratan dan ketentuan umum yang diperlukan untuk menyelesaikan transaksi termasuk pada harga.
Tapi pembuat pesawat harus tunduk pada aturan Departemen Keuangan AS untuk mendapatkan izin kedua jika ingin menyelesaikan setiap penjualan. Bentrott menolak untuk mengatakan kapan Boeing bisa mengajukan permohonan lisensi penjualan. “Kami harus memastikan kami mengikuti semua panduan yang tepat,” katanya sebagaimana dikutip gulfnews.com.
Bahkan jika mereka menerima izin itu, pembuat pesawat kemungkinan akan menghadapi hambatan lain untuk menyelesaikan kesepakatan. Boeing dan Airbus menerapkan harga pesawat mereka dalam dolar. Ini adalah masalah bagi para pembuat pesawat karena AS sejauh ini msih terus memblokir Iran untuk mengakses sistem keuangan dan akses ke dolar.
“Kami akan harus mencari cara kolektif bagi mereka untuk dapat membiayai pembelian,” kata Bentrott. “Tidak berbeda dengan kita, ini juga masalah yang dihadapi Airbus.”
Ditanya apakah Boeing bisa menjual pesawat untuk penerbangan Iran dengan mata uang alternatif seperti euro, Bentrott mengatakan “Ada sejumlah pilihan yang berbeda yang bisa dieksplorasi.”
Bentrott juga mengatakan Boeing telah terlibat dalam pembicaraan untuk menjual seri 737 ke Salem Airlines Oman dan maskapai murah milik Saudi Arabian Airlines ‘Flyadeal. Kedua operator berencana untuk memulai operasi pada 2017 dan Bentrott mengatakan Salem pada tahap awal hanya akan memesan beberapa pesawat.
Ada juga harapan di Timur Tengah untuk versi baru 737 MAX. Dia mengatakan keputusan apakah Boeing akan membangun pesawat bisa dilakukan tahun ini.