Angkatan Laut Prancis mengklaim kapal mereka menangkap sinyal yang diduga berasal dari peranti perekam data dan suara penerbangan atau biasa disebut black box milik pesawat Egyptair.
Komisi penyelidik Mesir dalam pernyataan yang disampaikan pada Rabu (1/6/2016), menyebut upaya pencarian kotak yang vital untuk mengungkap apa yang terjadi pada pesawat Airbus A320 yang jatuh ke Laut Tengah dalam penerbangan dari Paris menuju Kairo 19 Mei lalu.
“Peranti pelacakan di kapal AL Prancis Laplace telah mendeteksi sinyal yang kemungkinan berasal dari salah satu kotak data,” ujar komisi itu dalam pernyataan resmi dikutip reuters.
Kotak perekam data penerbangan dan perekam suara komunikasi penerbangan didesain untuk secara otomatis memancarkan sinyal suara selama 30 hari sejak kejadian jatuhnya pesawat. Kini waktu bagi tim pencari tinggal kurang dari tiga pekan. Mereka harus mencari di bagian Laut Tengah yang paling dalam, yang kedalamannya bisa mencapai lebih dari 3.000 meter.
Komisi penyelidik juga menyatakan upaya pencarian kotak hitam itu kini ditingkatkan menjelang kedatangan sebuah kapal khusus yang akan membantu mengangkat benda itu. Dalam sepekan ini diharapkan kapal John Lethbridge milik perusahaan Deep Ocean Search sudah datang di lokasi.
Organisasi penerbangan sipil PBB, ICAO, sudah menyerukan agar sistem perekam data yang mudah ditemukan dalam kondisi bencana bisa diterapkan setelah 2021. Namun hal ini kembali kepada produsen pesawat dan maskapai penerbangan untuk memutuskan penggunaannya, dan masih banyak perdebatan soal efektif tidaknya sistem sebagaimana diusulkan Airbus itu.