Sudah jatuh ketimpa tangga, begitulah agaknya kondisi yang bisa menggambarkan Lion Air tahun ini. Berbeda dengan sejumlah maskapai yang mendapatkan izin mengoperasikan penerbangan tambahan (extra flight), Lion Air tidak memperoleh izin tersebut pada musim Lebaran 2016 ini.
Direktur Operasional Lion Air Daniel Putut mengatakan Lion Air telah mengajukan extra flight kepada Kemenhub guna mengantisipasi lonjakan penumpang pada musim Lebaran tahun ini. “Kami mengajukan extra flight, tapi ditolak emenhub. Padahal pada tahun lalu, kami bisa tambah sampai 120 extra flight. Kasihan nantinya masyarakat juga,” katanya di Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Daniel juga memperkirakan potential loss yang diterima perusahaan akan sangat besar apabila permintaan extra flight tersebut ditolak. Meski begitu, lanjutnya, Lion Air akan kembali mencoba mengajukan extra flight tersebut.
Dimintai keterangan terkait hal tersebut, Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M Djuraid mengakui Kemenhub telah menolak permintaan extra flight Lion Air. Namun dia tak mau menjelaskan apa yang menjadi pertimbangan penolakan tersebut.
Saat ini, Kemenhub baru memberikan izin extra flight pada empat maskapai antara lain Indonesia AirAsia sebanyak satu rute, Indonesia AirAsia Extra dua rute, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) empat rute dan Batik Air sebanyak 14 rute.
Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menilai penolakan permintaan extra flight Lion Air merupakan kelanjutan dari sanksi yang diberikan Kemenhub sebelumnya.
“Lion Air banyak sekali masalahnya sepanjang semester pertama tahun ini, dari delay yang berkepanjangan akibat aksi mogok segelintir pilot hingga penumpang internasional yang salah masuk terminal,” tuturnya.
Arista menilai keputusan Kemenhub untuk tidak memberikan extra flight bagi Lion Air cukup wajar. Pasalnya, secara historis, Lion Air seringkali tidak siap melayani penerbangan saat peak season.
Meski begitu, Kemenhub juga harus memikirkan kemungkinan adanya kekurangan kapasitas angkutan udara pada musim Lebaran nantinya. Apabila tidak, penumpang akan menjadi yang paling dirugikan. “Tetapi saya lihat, mungkin bisa dipenuhi maskapai-maskapai lainnya, seperti Garuda, Sriwijaya, Citilink. Bahkan, bisa juga dipenuhi maskapai dari Lion Air Group, seperti Batik Air,” ujarnya.
Di sisi lain, Arista mengakui potential loss yang akan dihadapi Lion Air nantinya cukup besar, apabila tidak diberikan extra flight. Meski demikian, dia menilai penolakan tersebut harus dijadikan pembelajaran bagi Lion Air agar lebih baik lagi ke depannya. (Sumber: Bisnis.com)