Militer Mesir telah merilis gambar-gambar puing-puing pesawat nahas EgyptAir penerbangan MS804, hampir bersamaan dengan Badan Keselamatan Penerbangan Prancis mengkonfirmasi laporan media adanya asap di kabin sebelum pesawat jatuh ke Laut Mediterania bersama 66 orang di dalamnya.
“Terdapat pesan-pesan ACAR [Aircraft Communications Addressing and Reporting System] dipancarkan oleh pesawat, mengindikasikan bahwa saat itu terdapat asap di kabin, beberapa saat sebelum transmisi data terputus,” kata Juru Bicara Bureau of Investigations and Analysis (BEA) Prancis, seperti dikutip abc.net.au, Minggu (22/5/2016). ACAR adalah sistem digital yang mentransmisikan pesan singkat antara pesawat dengan stasiun di darat.
Juru bicara itu mengatakan, terlalu cepat untuk menafsirkan dan memahami penyebab kecelakaan yang terjadi pada Kamis, selama puing-puing dan perekam data penerbangan ditemukan. “Sinyal menunjukkan ada asap di toilet depan dekat kokpit,” kata seorang ahli kepada kantor berita AFP.
Menurut website khusus penerbangan Avherald, pesan ACAR terbaca “asap WC asap” kemudian “asap avionik” – mengacu pada sistem elektronik pesawat itu – kemudian “kesalahan” di FCU, unit kontrol penerbangan pilot’di kokpit. Peringatan itu muncul sekitar tiga menit sebelum kontrol lalu lintas udara kehilangan kontak dengan pesawat.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault mengatakan, belum ada teori pasti mengenai penyebab jatuhnya EgyptAir dengan adanya pesan-pesan tentang asap dari ACAR itu. “Pada saat ini … semua teori sedang diselidiki, dan tidak ada yang memuaskan, ” katanya dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan kerabat dari penumpang pesawat nahas A320.
The Wall Street Journal, mengutip orang yang akrab dengan masalah ini, melaporkan bahwa pesan peringatan otomatis menunjukkan asap di hidung pesawat dan jelas terjadi masalah dengan sistem kontrol penerbangan. Pesan mengindikasikan adanya asap intens di bagian depan pesawat, khususnya WC dan kompartemen peralatan di bawah kokpit. “Peringatan error juga menunjukkan komputer kontrol penerbangan terjadi gangguan fungsi,” kata laporan itu.
CNN, mengutip sumber dari Mesir, juga melaporkan adanya peringatan asap beberapa menit sebelum pesawat terjatuh. Editor Aviation Security International Magazine, Philip Baum, mengatakan, asap itu juga bisa mengindikasikan pesawat tidak dibajak. Tapi ada kemungkinan terjadi ledakan bom di pesawat atau adanya asap yang memicu peringatan error muncul.
Juru Bicara BEA mengatakan, prioritas saat ini adalah menemukan dua flight recorder, yang dikenal dengan sebutan kotak hitam, berisi data rekaman suara di cockpit dan rekaman data penerbangan.
Rekaman suara komunikasi pesawat yang tersedia di www.liveatc.net, mengindikasikan perbincangan terakhir pilot dan ATC hanya perbincangan rutin seperti biasa, yakni pemeriksaan oleh pengendali lalu lintas udara di Zurich, Swiss, sebelum diserahkan kepada pengawas lalu lintas udara Italia di Padova. Komunikasi itu berlangsung pada sekitar tengah malam (waktu setempat), sekitar dua setengah jam sebelum pengendali lalu lintas udara Yunani di Athena kehilangan kontak dengan pesawat.
Pesawat diyakini jatuh di Laut Mediterania di bagian yang dalam, dengan kedalaman antara 2.000 hingga 3.000 meter. Misi pencarian kini fokus untuk mendeteksi sinyal yang dipancarkan kotak suar locator pesawat yang akan hidup selama 30 hari, menggunakan peralatan akustik.
Pada Jumat, tim pencari menemukan puing-puing pesawat termasuk kursi dan bagasi sekitar 290 kilometer sebelah utara Kota Alexandria, Mesir.
Pesawat EgyptAir MS804 yang bertolak dari Paris menuju Kairo, Mesir, menghilang tanpa sinyal marabahaya antara pulau Yunani Karpathos dan lepas pantai Mesir, Kamis (19/5/2016) dini hari. Dalam catatan terakhir di radar, pesawat sempat berbelok tajam dua kali sebelum terjun 6.700m dan menghilang dari pantauan radar, kata Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos.