Airbus telah mengeluarkan pernyataan menegaskan bahwa pesawat A320-232 EgyptAir nomor penerbangan MS804 yang bertolak dari Paris, Prancis, ke Kairo, Mesir, hilang dalam penerbangan di atas Laut Mediterania, Kamis (19/5/2016) dini hari pukul 02.30 waktu setempat.
Sejalan dengan ICAO Annex 13, Airbus menyatakan siap memberi bantuan teknis secara penuh kepada Badan Investigasi Prancis – BEA – dan Otoritas yang bertanggung jawab atas penyelidikan insiden tersebut.
Pesawat yang terlibat dalam insiden itu, tulis Airbus, terdaftar di bawah SU-GCC dengan MSN (Manufacturer Serial Number) 2088, yang dikirim ke Egyptair dari jalur produksi pada November 2003. Pesawat ini telah mencatatkan sekitar 48.000 jam terbang. Pesawat memakai pendorong mesin IAE.
Airbus A320 pertama memasuki layanan umum pada Maret 1988. Pada akhir April 2016, tercatat sudah lebih dari 6.700 pesawat keluarga A320 yang beroperasi di seluruh dunia. Untuk saat ini, seluruh armada telah mengumpulkan hampir 180 juta jam terbang di lebih dari 98 juta penerbangan.
Selanjutnya, dalam pernyataan itu, Airbus menyatakan akan membuat informasi faktual lebih lanjut yang bisa disediakan segera setelah terkonfirmasi dan telah diberi izin dari otoritas untuk dirilis.
Pesawat EgyptAir MS804 yang bertolak dari Bandara Charles de Gaulle Paris, Prancis, menuju Kairo, Mesir, hilang kontak dan raib dari pantauan radar, Kamis (19/5/2016) dini hari atau pagi hari WIB.
Pesawat hilang kontak sekitar 16 km/10 mil setelah masuk wilayah udara Mesir pada 00.45 GMT (07.45 WIB), atau 40 menit dari jadwal kedatangannya di Bandara Kairo, Mesir. Pesawat mengangkut 56 penumpang dan 10 kru (dua kru cockpit crew, lima kru kabin dan tiga personel keamanan. Total ada 66 orang di dalam pesawat.