Sebanyak 163 penumpang Airbus A330 Lufthansa terhindar dari celaka ketika pesawat yang mereka tumpangi empat bannya meletus saat emergency landing di Chhatrapati Shivaji International Airpor, Mumbai, India.
Penerbangan dari Munich, Jerman, itu menyentuh landasan tepat pada 22.50 pada Jumat (13/5/2016) waktu setempat, atau 30 menit lebih cepat dari yang dijadwalkan setelah sang pilot mendeklarasikan emergency karena adanya masalah pada landing gear.
Prahaar online News melaporkan, tidak jelas apa penyebab permintaan mendarat darurat dari penerbangan LH764 ini, atau apa penyebab ban meletus. Namun maskapai nasional Jerman ini memastikan tidak ada satu pun dari 163 penumpang yang terluka akibat insiden tersebut.
The Economic Times melaporkan, pecahnya empat ban A330 milik Lufthansa ini membuat pesawat tidak bisa bergerak sampai ban baru dipasang Ini membuat landasan utama di Bandar Udara Internasional Chhatrapati Shivaji ditutup lebih dari 21 jam.
Insiden ini menyebabkan beberapa penerbangan dialihkan, ditunda atau memaksa mereka untuk offload kargo sehingga bisa lepas landas dari landasan pacu sekunder yang lebih pendek.
Seorang juru bicara Lufthansa membenarkan insiden itu. Dia mengatakan empat ban dari Airbus A330 mengalami kerusakan. “Pesawat itu akan dikeluarkan dari landasan pacu setelah empat ban baru dipasangkan. penerbangan selanjutnya, LH765 penerbangan pada14 Mei harus dibatalkan. Sebanyak 223 penumpang terpengaruh dan LH sedang mencoba membooking ulang mereka di penerbangan lain, “kata pernyataan yang dikeluarkan perusahaan penerbangan Jerman itu seperti dikutip hindustantimes.com.
Meskipun operasi take-off landing telah dipindahkan ke landasan pacu sekunder, setidaknya empat penerbangan, termasuk pesawat Lufthansa yang hendak ke Munich, dibatalkan. Ini termasuk penerbangan, masing-masing Air India dan United Airlines tujuan Newark serta Singapore Airlines Airbus A380 jurusan Singapura.
Semua pesawat ini adalah pesawat twin-aisle dengan kapasitas tempat duduk setidaknya 250 penumpang dan membutuhkan landasan penuh untuk take off.
Pejabat bandara mengatakan gerakan pesawat pada landasan pacu sekunder berlangsung mulus. Namun beberapa penerbangan harus tertunda. Jet Airways melalui akun twitter resminya mencuit bahwa semua kedatangan dan keberangkatan sepanjang hari kemungkinan besar akan mundur setidaknya 30 menit karena adanya penutupan landasan utama.
Pejabat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DGCA) India yang datang memeriksa pesawat menduga bahwa adanya kegagalan pada sistem anti-selip yang melindungi rem dari penguncian.
Sumber bandara menambahkan bahwa maskapai unggulan Jerman itu kini dalam pembicaraan dengan Air India untuk membersihkan landasan pacu dari pesawat. Air India, yang merupakan anggota dari International Airlines Technical Pool, adalah satu-satunya operator yang memiliki aircraft recovery kit di India dan Asia Selatan.
Butuh waktu lama untuk memindahkan pesawat dari landasan saat insinyur Air India mengganti ban di landasan pacu untuk menghindari kerusakan pada landasan pacu serta pesawat.
Para ahli mengatakan kerusakan ban bisa disebabkan baik karena manual braking atau mendarat pada kecepatan yang lebih tinggi dari batas yang ditentukan. “Ini bukan semata persoalan ban. Tidak mungkin keempat ban meletus dalam waktu bersamaan. Dalam hal ini, prima facie, tampaknya terjadi gangguan dalam sistem pengereman atau pendaratan yang dilakukan pilot dalam kecepatan berlebihan,” kata seorang mantan pejabat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Namun ia memberi catatan, pendapatnya itu dengan mengeyampingkan kemungkinan permukaan runway sebagai penyebab insiden.
Dalam ingatannya, belum pernah terjadi kasus kecelakaan seperti itu di negara tersebut. Namun dalam catatan para pejabat industri penerbangan kejadian serupa beberapa kali terjadi. Keterlambatan operasi penerbangan di bandara yang cukup parah,  terjadi karena bandara Mumbai, kendati menjadi bandara kedua-tersibuk di negara itu, ia hanya memiliki satu landasan utama. Padahal semua bandara utama lainnya memiliki dua landasan utama.