Hybrid Air Vehicles (HAV) telah menerima persetujuan dari Uni Eropa dan izin dari dalam negeri untuk menerbangkan airship hibrid mereka, Airlander 10, yang kini berganti nama menjadi Martha Gwyn.
Baik Badan Keselamatan Penerbangan Eropa dan Otoritas Penerbangan Inggris (UK Civil Aviation Authority) telah mengeluarkan izin yang diperlukan. Ini berarti airship hibrid terbesar sejagad itu siap dibawa ke langit lagi setelah pengujian tanah selesai.
“Ini jelas menunjukkan adanya kepercayaan regulator kepada Airlander, dan kemampuan tim mengambahkan pesawat yang aman sehingga diperbolehkan menguji pesawat,” kata petugas sertifikasi kelaikan, Carl Thomas, beberapa waktu lalu.
Pada 12 April lalu, Airlander 10-001 secara resmi dinyatakan siap terbang dan diberi nama Martha Gwyn oleh Pangeran Edward, Duke of Kent. Nama itu diambil dari nama si istri Chairman HAV, Philip Gwyn.
Pesawat ini semula direncanakan diuji terbang pertama (maiden flight) pada Maret 2016, namun terus mundur hingga Mei 2016 ini. Para teknisi masih melakukan pengecekan darat untuk meminimalisasi kekurangan saat diuji terbang perdana. [Baca Juga: Pesawat Hibrid Terbesar Diuji Terbang Maret]
Pengembangan Airlander bermula dari partisipasi HAV dalam proyek Angkatan Darat AS yang berupaya membangun Long Endurance Multi-Intelligence Vehicle. HAV dipercaya oleh kontraktor utama Northrop Grumman untuk membangunnya.
Namun program itu dibatalkan pada 2013. Sejak saat itu, HAV mengambil alih proyek riset pembuatan airship tersebut di hanggar kuno Bedfordshire.
Perusahaan itu bermimpi membangun sebuah airship yang bisa mengangkut baik penumpang dan kargo. Varian airship pengintai tanpa awak juga direncanakan dibikin. Dana pengembangannya didapat dari sektor komersial dan militer. HAV juga tengah mengambangkan sebuah varian yang lebih besar, Airlander 50 yang memiliki daya angkut lebih besar lagi. (SUMBER: telegraph.co.uk)