Pihak maskapai Etihad Airways mengunjungi sembilan korban turbulensi yang terjadi pada penerbanngan Etihad Airways EY474, Rabu (4/5) pukul 13.00-14.00 WIB.
Etihad Airways President and Chief Executive Officer James Hogan dalam keterangan tertulis di Jakarta, memastikan bahwa Etihad Airways akan menanggung seluruh biaya pengobatan.
“Pada hari ini tim khusus dari Etihad Airways telah mengunjungi kesembilan penumpang yang tengah dirawat di rumah sakit guna memberikan dukungan, bantuan dan perawatan lebih lanjut setelah insiden turbulensi udara yang fatal dan tak terduga,” katanya seperti dikutip Antara, Senin (9/5/2016).
James menambahkan pihaknya juga menemui beberapa anggota keluarga dari para penumpang yang terluka.
“Dari sembilan penumpang yang dirawat di rumah sakit, hampir seluruhnya akan diperbolehkan untuk pulang pada hari ini,” katanya.
Dia juga mengapresiasi kinerja dari pilot dan kru kabin kami perlu dipuji dalam menghadapi insiden, meski beberapa di antara mereka turut pula mengalami cedera.
James mengatakan Etihad Airways bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwajib di Indonesia dalam investigasi mereka.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menjelaskan goncangan hebat yang terjadi dalam pesawat Etihad tersebut.
Pada ketinggian sekitar 37.000 kaki, pesawat bergerak ke atas dan ke bawah yang mengakibatkan penumpang yang sedang tidak berada pada tempat duduk terlempar ke atas dan ke bawah, serta barang-barang di dalam bagasi kabin terlempar berhamburan menimpa penumpang yang duduk.
Diperkirakan kekuatan goncangan turbulensi ini pada tingkat severe atau parah.
Pada level tersebut, menurut Federal Aviation Adminstration (FAA) pesawat mengalami perubahan ketinggian dan arah yang besar sehingga pesawat tidak dapat terkontrol dalam beberapa saat.
