Pesawat bertenaga surya yang mendarat di Mountain View, California, Sabtu (23/4) pekan lalu. Solar Impulse 2 rencananya kembali mengudara pada Jumat (29/4).
Namun, pesawat seberat 2,5 ton itu harus parkir lebih lama untuk mengisi ulang energi sampai Senin (2/5) karena cuaca yang buruk di tempat tujuan berikutnya.
Awak pesawat, Elke Neumann mengatakan tiupan angin di tujuan berikutnya, Phoenix, terlalu tinggi untuk pesawat dengan lebar satap 236 kaki tersebut.
“Pesawat itu sensitif terhadap turbulensi, sensitif terhadap angin, dan kami perlu cuaca baik untuk terbang,” kata pilot Bertrand Piccard, yang terbang 62 jam dari Hawaii ke Bay Area.
Piccard dan koleganya dari Swiss Andre Borschberg telah bergantian menerbangkan Solar Impulse 2 pada perjalanan keliling dunia sejak lepas landas dari Abu Dhabi, ibukota Uni Emirat Arab, pada Maret 2015. Mereka berhenti di Oman, Myanmar, Cina, Jepang dan Hawaii.
Kecepatan penerbangan yang ideal pesawat adalah sekitar 28 mil per jam. Pesawat dibuat dengan serat karbon.
Sayap pesawat, yang membentang lebih lebar daripada Boeing 747, dilengkapi dengan 17.000 sel surya. Solar Impulse 2 akan membuat tiga perhentian lebih di Amerika Serikat sebelum menyeberangi Samudera Atlantik ke Eropa atau Afrika Utara.
Proyek yang dimulai pada 2002 dan diperkirakan memakan biaya lebih dari US$ 100 juta itu dimaksudkan untuk menyoroti pentingnya energi terbarukan dan semangat inovasi.