Jessica Coackley Martines, ibu dua anak yang tinggal di California, Amerika Serikat, bernasib siap di Bandara Heathrow, Inggris.
Jessica dipaksa membuang air susu ibu (ASI) 500 ons atau sekitar 14,8 liter yang disimpan dalam empat botol. ASI berbentuk cair dan beku sedianya akan diberikan kepada bayi laki-lakinya yang berusia delapan bulan.
Di Terminal 5 Bandara Heathrow, petugas keamanan melarang Martines membawa serta ASI itu. Martines mencoba bernegosiasi dengan petugas agar ASI yang disimpan dalam botol-botol tersebut dapat dimasukkan di bagasi pesawat.
Petugas bandara menolak dan memintanya membuang ASI itu jika ingin tetap terbang. Amarahnya memuncak. Melalui akun Facebook, Martines menumpahkan kemarahannya saat ia masih berada di kawasan Bandara Heathrow pada 21 April 2016 pukul 03.07 waktu setempat.
“Anda membuat saya membuang makanan berharga anak saya selama dua pekan,” kata Martines sebegaimana dikutip Daily Mail.
Martines mengatakan ia mengumpulkan ASI itu dengan memerahnya di berbagai tempat yang memungkinkan, dari toilet bandara hingga ruang konferensi. Ia menjelaskan dirinya seorang pekerja yang sering melakukan perjalanan ke luar negeri. Beberapa perjalanan dia lakukan selama 15 hari di delapan kota. Ia terpaksa meninggalkan bayinya di rumah.
Mengutip peraturan penerbangan internasional, penumpang hanya diperbolehkan membawa 100 mililiter benda cair ke dalam kabin pesawat. Lebih dari itu, dapat dimasukkan ke dalam bagasi.
Adapun peraturan penerbangan Amerika Serikat menyatakan ASI dan jus yang beratnya lebih dari 3,4 ons masih diizinkan dibawa ke dalam kabin pesawat.
Martinez beranggapan bahwa yang dibawanya ke dalam pesawat adalah ASI dalam bentuk beku, bukan cairan. Menyadari sikap petugas yang kaku, ia pun bersedia membawa botol-botol ASI untuk diperiksa dan masuk bagasi. Namun petugas tetap tidak mengizinkannya.