Airbus bekerja sama dengan Singapore Airlines (SIA) mendirikan pusat pelatihan pilot di Singapura dengan nilai investasi sekira Rp13,15 triliun untuk memenuhi tingginya kebutuhan pilot dan (first officer) kopilot di Asia.
Airbus Asia Training Centre (AATC) ini didirikan di lahan seluas 9.250 meter persegi d Seletar Aerospace Park dikabarkan menawarkan pelatihan untuk semua pesawat produksi Airbus, termasuk A380 dan A350. Fasilitas senilai US$1 miliar (sekitar Rp13,15 triliun) itu akan menambah tiga fasilitas yang Airbus sudah beroperasi di Toulouse Perancis, Miami di AS dan Beijing, China.
Dilengkapi dengan simulator full-penerbangan dan enam perangkat pelatihan kokpit, serta fasilitas kelas, AATC di Negeri Merlion itu ditaksir akan mampu melatih sekitar 10.000 pilot. Nantinya, 50 instruktur dan 25 staf pendukung bakal ditempatkan di pusat pelatihan itu.
Fasilitas ini disediakan untuk pilot dan bukan untuk pemula atau murid tanpa pengalaman. Dengan pertumbuhan ekonomi dalam dua dekade terakhir, banyak perusahaan penerbangan baru bermunculan di Asia yang diprediksi akan menjadi pasar perjalanan dan kedirgantaraan terbesar oleh dua raksasa manufaktur pesawat Airbus dan Boeing.
“Pusat pelatihan baru ini menggabungkan keahlian dari kedua perusahaan kami untuk menawarkan standar tertinggi pelatihan bagi awak pesawat yang berkembang di kawasan Asia-Pasifik,” kata ‘Presiden dan CEO Airbus Fabrice Bregier seperti dikutip ibtimes, Senin (18/4/2016).
Airbus memprediksi permintaan perjalanan udara bakal tumbuh di kawasan Asia-Pasifik sehingga menyebabkan permintaan besar sejumlah pesawat baru di tahun-tahun mendatang. Perusahaan ini menaksir akan ada pertumbuhan di kawasan ini dari 5.600 armada pesawat menjadi 14.000 dalam dua dekade berikutnya.
“Dengan ratusan lagi pesawat Airbus baru yang telah dipesan oleh maskapai penerbangan di kawasan itu, kami yakin AATC akan menjadi kian kuat dan kuat,” kata Goh Choon Phong, CEO Singapore Airlines seperti dikutip Straits Times.
Kekurangan pilot kini sedang booming di tengah pesatnya wisata di Asia dan menjadi perhatian yang berkembang di wilayah ini. Menurut International Air Transport Association (IATA), jumlah penumpang udara di Asia diperkirakan naik dua kali lipat menjadi 7 miliar pada 2034.
Menurut perkiraan terbaru Boeing, penerbangan di Asia Pasifik akan membutuhkan 226.000 pilot baru antara 2015-2034 atau 41% dari total permintaan global. “Kekurangan pilot di Asia akan semakin mendesak. Ini harus segera diantisipasi,” kata Mark D. Martin, konsultan penerbangan yang berbasis di Dubai seperti dikutip dari Bloomberg.
Sherry Carbary, Wakil Presiden Layanan Penerbangan Boeing mengatakan meledaknya industri wisata di Asia menyebabkan beberapa perusahaan penerbangan kekurangan pilot. Industri penerbangan di wilayah ini mengangkut sekitar 100 juta penumpang baru setiap tahun. (SUMBER: ibtimes, Straits Times)