Solar Impulse 2, sebuah pesawat bertenaga surya akan melanjutkan penerbangan memecahkan rekor dunia pada bulan depan. Pesawat ini akan berangkat dari Hawaii di bawah kondisi cuaca yang cocok.
AFP pada pekan lalu melaporkan bahwa lokasi pertama pendaratan di Amerika Serikat belum diputuskan.
Pada Juli tahun lalu, pesawat eksperimental yang terbang dengan baterai bertenaga surya menghadapi masalah setelah mengarungi setengah jalan dari rencana terbang 35.000 kilometer. Solar Impulse 2 kemudian mendarat di Hawaii.
Kru dari Prancis didatangkan dan mereka butuh waktu beberapa bulan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan suhu tropis di atas Pasifik. Meski baru setengah perjalanan, Solar Impulse 2 sudah memecahkan rekor penerbangan terlama dengan waktu terbang lima hari dan lima malam dari Nagoya, Jepang dan Hawaii.
Pada akhir Februari, pesawat melakukan penerbangan uji yang pertama sukses setelah perbaikan. Penerbangan berikutnya, yang harus mengambil waktu empat hari, mungkin berakhir di Los Angeles, San Francisco atau Phoenix, Arizona,.
“Tujuan pendaratan akan tergantung pada kondisi cuaca. Pengalaman mengajarkan kepada kami bahwa melintasi Amerika Serikat sangat menantang dari segi cuaca,” kata juru bicara Solar Impulse 2.
Pada Maret, tahun lalu, Solar Impulse 2 meninggalkan Abu Dhabi di Uni Emirat Arab dan sejak itu telah melakukan perjalanan hampir 18.000 kilometer. Sayap pesawat diselimuti dengan 17.000 sel-sel yang mengisi baterai ketika matahari bersinar pada siang hari.
Dua Pilot Bertrand Piccard dan Andre Borschberg bergantian terbang pada setiap tahap.
Dijuluki pesawat kertas, Solar Impulse 2 memiliki lebar sayap 72 meter, lebih besar dari Boeing 747, dan berat 2,3 ton.
Terbang di ketinggian maksimum 8.634 meter dan harus menahan fluktuasi suhu tinggi, pilot menggunakan tangki oksigen untuk bernapas di dalam kokpit kecil.
Proyek ini bertujuan untuk menunjukkan kemungkinan energi surya terbarukan pada penerbangan komersial.