Pesawat modern dibangun untuk menangani dampak serangan burung. Selama pesawat dibuat di pabrk, insinyur akan menggunakan api layaknya memanggang burung untuk menguji integritas struktural.
Bandara juga memperhitungkan kebiasaan bersarang burung. Bandara biasanya dibangun jauh dari pohon-pohin besar yang bisa menjadi sarang burung.
Burung acapkali menabrak pesawat. Menurut sebuah studi, tidak semua burung bisa menimbulkan kerusakan serius terhadap bodi pesawat.
Bird Strike Committee USA, sebuah komunitas yang mengamati bahaya satwa liar terhadap penerbangan, membuat penelitian tentang dampak tumbukan burung terhadap pesawat. Angsa Kanada seberat 5,4 kilogram yang terbang dengan kecepatan 150 meter per jam menghasilkan kekuatan setara dengan benda 454 kilogram yang dijatuhkan dari ketinggian tiga meter.
Selain ukuran burung dan kecepatan tumbukan, posisi bodi pesawat yang tertabrak juga memengaruhi risiko kerusakan.
Jika burung sampai tersedot ke dalam mesin, mesin akan tertutup dan tak berfungsi. Pesawat masih mampu terbang dengan mesin tunggal dan mendarat, namun tergantung pada keahlian pilot. Dia harus dapat menempatkan pesawat di suatu tempat aman, meskipun perjalanan akan sangat tidak nyaman bagi penumpang.
Burung menimbulkan risiko serius bagi pesawat. Dalam beberapa kasus, burung yang besarnya tidak seberapa kerap memaksa pesawat mendarat darurat dan bahkan bisa menimbulka kecelakaan yang lebih fatal.
Sebuah penerbangan Ryanair ke Spanyol terpaksa kembali ke Bandara Manchester, Inggris, pekan lalu setelah burung menabrak mesin pesawat. Lazimnya, pesawat yang tersenggol burung tidak akan mengalami bahaya yang mengancam penumpang.
Baru satu kali pesawat mengalami kecelakaan gara-gara burung. Pada 2009 beberapa tabrakan yang melibatkan angsa Kanada dan A320 Airbus, memaksa kapten pesawat melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson di New York.