Kebijakan Kementerian Perhubungan yang membatasi pergerakan pesawat menjadi 60 pergerakan/jam di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, telah membuat dampak bagi para maskapai nasional.
Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Bayu Sutanto, menyebut, ada lima maskapai yang terkena dampak dari pemerataan pergerakan pesawat tersebut antara lain seperti PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA), Lion Air, Sriwijaya Air, Nam Air, dan Citilink.
“Keberatan maskapai sudah disampaikan [kepada Kemenhub], tapi justru belum bisa dijawab oleh Direktur Angkutan Udara. Kami hanya dijanjikan solusinya secara verbal saja,” kata dia saat menggelar pertemuan dengan Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan awal pekan ini.
Bayu juga menambahkan bahwa maskapai yang terkena dampak harus mengajukan perubahan perencanaan terbang yang baru dari dan ke Bandara Soekarno Hatta, kepada Direktur Angkutan Udara paling lambat pekan depan.
Hal yang menjadi pertimbangan keberatan maskapai adalah alokasi waktu terbang atau slot time pada April-September sudah disetujui sebelumnya oleh Indonesia Airport Slot Management (IASM) dan AirNav Indonesia.
“Karena sudah disetujui, sebagian tiket perjalanan sudah dijual. Apabila harus digeser, hal ini bisa mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para penumpang yang sudah membeli tiket tersebut,” katanya.
Dengan kebijakan itu, pergeseran jadwal penerbangan ke waktu yang lebih malam tak bisa dilakukan maskapai. Pasalnya, hingga saat ini, bandara-bandara tujuan belum menunjukkan kesiapannya dalam memperpanjang jam operasi bandara.
Pemerintah menetapkan pemerataan trafik penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten dari sebelumnya 72 pergerakan menjadi 60 pergerakan per jam melalui Instruksi Menteri Perhubungan (IM) Nomor 19/2015 tentang pemerataan trafik penerbangan di BSH, yang berlaku mulai 2 Desember 2015.
