Seyogyanya, seorang pramugari dituntut mampu membuat tenang penumpangnya dalam keadaan darurat. Sepelik apa pun situasinya, pramugari harus bisa menutupi kepanikan. Namun pramugari Pesawat Kalstar Aviation justru menangis di atas pesawat dalam penerbangan dari Sampit ke Jakarta begitu mendapat kabat pesawat mengalami gangguan teknis di udara.
Peristiwa pramugari menangis itu terjadi saat pesawat Embraer e-195 jet Kalstar Avition, bertolak dari Bandara H. Asan, Sampit, Kalimantan Tengah, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (23/3) siang.
Pengalaman selama ini naik pesawat, ada masalah apa saja, tidak pernah melihat pramugari menangis setelah ditelepon pilot.
Baru terbang sekitar 30 menit, terjadi masalah. Diketahui, Pesawat Kalstar Aviation ini mengangkut sejumlah pejabat penting, termasuk Bupati Kota Waringin Timur (Kotim), Supian Hadi. Supian Hadi yang dihubungi membenarkan pesawat Kalstar Aviation sempat bermasalah di udara.
Menurut Supian, pramugari sempat menangis begitu mendapat pemberitahuan dari pilot adanya masalah itu. Apalagi cuaca saat itu tak bersahabat.
”Sepertinya agak menghawatirkan, soalnya pengalaman selama ini naik pesawat, ada masalah apa saja, tidak pernah melihat pramugari menangis setelah ditelepon pilot. Saat itu, terus diputuskan mendarat darurat di Pangkalan Bun,” ujar Supian.
Pesawat dengan nomor penerbangan KD701 itu pun terpaksa harus diperiksa untuk diketahui kerusakannya. Saat mendarat seluruh perlengkapan keselamatan pun disiagakan. Guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan.
Sementara Supian, beserta rombongannya harus melanjutkan perjalannya menggunakan pesawat maskapai lain yakni Trigana Air, lewat Surabaya. ”Alhamdulillah kami sampai tujuan dengan selamat dan sehat. Meski masih pusing, dan kaki seperti lumpuh,” tutur orang nomor satu di pemerintahan Kotawaringin Timur itu.
Branch Manager Kalstar Aviation Sampit Novallino membantah jika penerbangan disebut mendarat darurat. Dijelaskannya, pesawat dengan nomor penerbangan KD701, berangkat pukul 13.35, dan mengalami kendala teknis saat dalam perjalanan. ”Bukan mendarat darurat, tapi karena alasan teknis, dan alternatif yang paling dekat adalah Pangkalan Bun. Maka pesawat terbang ke Pangkalan Bun,” jelasnya.