Bandar Udara Internasional Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), secara resmi diresmikan Presiden Joko Widodo, Rabu (23/3/2016). Status bandara yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda itu ditingkatkan menjadi bandara internasional.
Tiba di Bandara Juwata, setelah bertolak dari Bandara Soepadio, Pontianak, Kalimantan Barat, presiden langsung melihat maket pembangunan Bandara tersebut dan melihat pemaparan serta video. Ikut mendampingi Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan dan Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie.
“Ini akan jadi bandara yang menghubungkan antara provinsi dan kota-kota. Ini menjadi bandara di sebelah Utara yang akan menghubungkan dengan Brunei, Malaysia, Filipina. Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Bandara Internasional Juwata resmi dioperasikan,” kata Jokowi.
Bandara Juwata Tarakan Kalimantan Utara merupakan bandara bersejarah karena ada sejak zaman Belanda dan memiliki arti penting dalam sejarah Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, peran Bandara Juwata Tarakan ini menjadi sangat penting bagi wilayah Utara Provinsi Kalimantan Timur (sebelum dimekarkan menjadi Kaltara).
Pada 2000 (masih bergabung dengan kaltim), Bandara Juwata Tarakan hanya memiliki landasan pacu sepanjang 1.850 meter, dan ditetapkan sebagai bandara domestik.
Sejak saat itu terjadi peningkatan jumlah penumpang yang signifikan, tercatat arus rata-rata pergerakan penumpang datang dan berangkat meningkat dari 1.400 hingga 2.700 penumpang per hari sejak 2006 hingga 2015.
Melihat kondisi rata-rata pertumbuhan 13,8% per tahun, terminal yang ada tidak memadai untuk melayani perkembangan tersebut. Sehingga diperlukanmembangun terminal baru yang lebih representatif, serta perpanjangan runway menjadi 2.500 meter.
“Selain Bandara Juwata Tarakan, pemprov juga sedang mengembangkan Bandara Tanjung Harapan di Tanjung Selor,” ucap Gubernur Kaltara Irianto Lambrie di hadapan Jokowi.
Saat ini pengembangan tersebut sedang dalam proses pengerjaaan dengan pembiayaan APBN. Demikian juga pengembangan bandara perintis di perbatasan seperti Yuvai Semaring, Long Bawan Kabupaten Nunukan dan Long Ampung, Kabupaten Malinau. “Yang semuanya bertujuan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Kaltara yang terisolasi di perbatasan pedalaman,” kata Irianto. (SUMBER: Antara, FOTO: tribunnews)