Pada 2012, para ilmuwan melakukan percobaan dengan sengaja menerbangkan sebuah pesawat Boeing 737 tak berawak dan menjatuhkannya di padang gurun Meksiko. Percobaan dilakukan untuk mempelajari bagaimana penumpang bertahan hidup saat terjadi kecelakaan pesawat. Hasilnya, terungkap beberapa informasi cukup mengejutkan.
Salah satu kesimpulan dalam penelitian itu adalah bahwa salah satu kemungkinan penumpang bertahan hidup saat terjadi kecelakaan tergantung di mana mereka duduk di pesawat. Dampak kerusakan yang ditimbulkan di bagian kursi Kelas Utama dan Bisnis justru paling fatal jika terjadi kecelakaan pesawat. Sebab umumnya, pesawat jatuh dengan bagian kokpit terlebih dulu menerima benturan.
Sejatinya moda transportasi pesawat berkali lipat lebih aman dibanding moda transportasi lain. Kemungkinan tewas seseorang dalam kecelakaan mobil sekitar satu dari 5.000, sedangkan kecelakaan pesawat, hanya memiliki kemungkinan 1 dari 11 juta.
Dari hasil eksperimen, para peneliti pada 2012 menemukan, cara pesawat kecelakaan dapat menyebabkan bagian-bagian tertentu dari anatomi mereka menyerap dampak yang lebih daripada yang lain.
Dalam eksperimen itu didapatkan, jika kokpit pesawat menghantam dengan keras, maka dampak akan sangat parah terjadi di bagian depan pesawat. Bahkan paling berisiko hancur ada di bagian penumpang kelas utama. Dalam eksperimen itu, kursi 7A, misalnya, ditemukan 500 kaki dari lokasi kecelakaan.
Semakin ke belakang, dampak kerusakan semakin menurun. Boneka manusia yang ditempatkan di sejumlah kursi dalam ujicoba itu, yang duduk di bagian tengah pesawat di dekat deretan pintu keluar, hanya mengalami cedera kepala ringan. Namun di mana pun boneka penumpang itu didudukkan tanpa diikat sabuk pengaman, semua boneka menerima risiko cedera parah paling besar.
Secara keseluruhan, tim peneliti menemukan kursi paling aman adalah di bagian belakang pesawat. Dalam analisa peneliti, sebagian besar kecelakaan pesawat jatuh selalu terlebih dahulu moncong pesawat yang mengalami benturan, sehingga bagian paling belakang menjadi bagian paling aman dibanding bagian lain di pesawat.
Sebuah analisis yang dilakukan oleh majalah TIME pada 2015 memiliki kesimpulan hampir serupa. Tempat paling aman untuk duduk berada di kursi tengah ke arah belakang pesawat.
Data menunjukkan orang yang duduk di kursi tersebut memiliki kemungkinan meninggal 28%, sedangkan orang yang duduk di bagian depan pesawat memiliki risiko mendekati 40% tewas saat kecelakaan.
Baik dari analisis TIME maupun hasil uji ilmuwan pada 2012 menyebutkan, keadaan kecelakaan lah yang paling menentukan posisi aman penumpang. Sebuah pesawat jatuh karena terbang berputar tak beraturan akan memiliki dampak berbeda dengan pesawat yang jatuh dalam kondisi menukik tajam. “Sehingga bagian belakang pesawat tidak selalu yang paling aman,” tulis Chris Weller, penulis di media publikasi digital, Tech Insider, beberapa waktu lalu.
Namun dalam manual penyelamatan penumpang, bagian paling depan dan belakang, serta kursi penumpang yang berada tepat di atas sayap di dekat pintu darurat, memiliki kemungkinan selamat lebih besar dibanding deretan kursi lainnya. Namun kajian itu mendasarkan pada kecepatan penumpang bisa dievakuasi karena dekat dengan pintu darurat, bukan pada akibat benturan.
Dalam kajian para pakar itu, disebutkan bahwa penumpang di dekat jalan lorong kabin memiliki kesempatan selamat lebih besar. Sebaliknya, penumpang yang berada di dekat jendela, kendati lebih menyenangkan karena bisa menikmati panorama langit dan daratan dari jendela, justru memiliki risiko lebih besar karena lebih lambat menyelamatkan diri ketika evakuasi penyelamatan harus dilakukan.
Tapi jika Anda merasa cemas saat hendak terbang, Anda mungkin merasa lebih baik memilih tempat duduk di bagian belakang pesawat. Tapi mungkin Anda akan tidak nyaman karena dekat dengan kamar mandi dan bising karena suara mesin pesawat.
[embedyt] http://www.youtube.com/watch?v=WvbGiuKbmGM[/embedyt]