Para peneliti Prancis yang terlibat dalam penyelidikan kecelakaan Germanwings, Minggu (13/3/2016) menyerukan pencabutan aturan status kerahasiaan kondisi medis pilot seblum terbang. Maskapai dan otoritas penerbangan harus melarang pilot ataupun co pilot untuk terbang jika sedang memiliki masalah psikologi.
Pesawat Germanwings diterbangkan menuju gunung oleh co-pilot Andreas Lubitz pada Maret tahun lalu. Setelah itu pesawat mengalami kecelakaan yang mengakibatkan 150 orang tewas.
Dalam kesimpulan akhir para peneliti, juga disebutkan semua pemangku kepentingan dunia penerbangan di seluruh dunia harus memperketat pemeriksaan medis terhadap pilot dan co pilot.
Lubitz, 27, diketahui menderita depresi. Meski demikian ia masih diizinkan untuk terus terbang meskipun telah didiagnosa oleh dokter puluhan kali di tahun-tahun sebelumnya kecelakaan.
“Aturan yang lebih jelas dibutuhkan. Jangan lagi ada kerahasiaan medis pilot,k” kata penyidik Arnaud Desjardin seperti dikutip The National Business.
“Beberapa dokter di praktik swasta memiliki informasi [bahwa Lubitz] sakit. Informasi ini tidak diteruskan kepada pihak berwenang aeronautika atau perusahaan Germanwings,” katanya.
Laporan tersebut juga merekomendasikan analisis reguler pilot untuk memeriksa “masalah psikologis atau kejiwaan”.
Dalam penerbangan naas 24 Maret 2015, Lubitz terkunci di kokpit Airbus 320 yang dioperasikan oleh Germanwings, anak perusahaan maskapai Lufthansa.
Sepuluh menit kemudian, jet menabrak gunung Alpine di wilayah Prancis, menewaskan semua 144 penumpang dan enam awak.