Seorang pria asal Prancis, ditangkap begitu ia turun dari pesawat di Fez, Maroko, Minggu (6/3/2016). Petugas menemukan ia membawa sebilah parang, sebuah pisau, dan satu botol gas di dalam kopernya.
Media Perancis, Agence France-Presse (AFP) , merilis informasi itu pada Kamis (10/3/2016), setelah mendapat keterangan dari otoritas setempat pada hari sebelumnya. Pria berusia 31 tahun itu sebenarnya pernah dikenai tahanan rumah di Prancis.
Menurut foto yang dipublikasikan di media Maroko, di koper pria itu, ditemukan setidaknya empat pisau dapur, parang, dua pisau saku, pentungan, balaclava dan botol gas. Foto lain memperlihatkan sosok Broustail dengan kepala botak dan berjenggot panjang serta lebat.
Pria itu tidak melawan saat digeledah setelah ia terbang dengan Ryanair dari Nantes, Prancis barat. Masih diselidiki bagaimana parang, pisau dan botol gas itu tidak terdeteksi di Bandara Loire-Atlantique, Nantes, Prancis.
Pemerintah Maroko mengidentifikasi pria itu adalah seorang mualaf bernama Manuel Broustail. Ia mantan tentara yang diusir kesatuannya pada 2014 menyusul laporan bahwa ia telah menjadi radikalis selama misi di Djibouti. Ia kemudian menjadi pemimpin kelompok Muslim radikal di Angers, Prancis barat.
Broustail bahkan menggelar “latihan gaya paramiliter”, dan menurut intelijen Prancis, salah satu kegiatan mereka itu dilakukan hanya beberapa hari menjelang serangan militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) pada November 2015 lalu yang menewaskan 130 orang.
Broustail pernah ditangkap setelah serangan November 2015 itu dan dikenai tahanan rumah. Petugas wilayah Loire-Atlantique mengatakan, Broustail telah dibebaskan dan tak lagi dikenai tahanan rumah ketika ia terbang ke Maroko. Tak ada alasan untuk mencegahnya.
Petugas di Loire-Atlantique mengatakan, otoritas Prancis telah mengisyaratkan kehadiran pria itu kepada pihak berwenang di Maroko. Penangkapannya di Fez “bukan soal kesempatan”. Pihak Ryanair yang berbasis di Dublin mengatakan, kasus itu merupakan “tanggung jawab pejabat keamanan bandara Nantes untuk menyelidikinya”.
Aparat di Loire-Atlantique mengatakan, bagasi tangannya tidak memiliki muatan yang luar biasa. Bagasinya diperiksa dan dipindai. Tidak ada sinyal yang tertangkap di detektor elektronik sehingga tak ada kecurigaan tentang kandungan bahan peledak.