Balon raksasa itu masih duduk di darat dengan tali mengikat erat. Namun dalam beberapa pekan ke depan, tali itu akan di lepas dari tambatannya dan Airlander 10, pesawat terbesar di dunia tersebut akan melakukan penerbangan perdananya di atas Inggris.
Pesawat memiliki luas 100 yard, atau hampir seukuran lapangan sepakbola. Memiliki tinggi 85 kaki atau setara enam orang dewasa. Ketika diisi dengan helium benda berukuran raksasa itu mampu melayang ke ketinggian 20,000 kaki dan terbang dengan kecepatan hampir 100 mil per jam.
Setelah di udara, dia bisa terbang nonstop selama tiga minggu jika dalam mode tak berawak atau diterbangkan dengan remote control. Sementara jika berawak pesawat bisa terbang dalam waktu lima hari tanpa harus mendarat atau mengisi bahan bakar. Pesawat juga bisa mendarat di manapun selama itu daerah datar seperti air, padang pasir hingga es kutub. Sebanyak 48 penumpang bisa menikmati perjalanan tenangnya, atau bisa membawa muatan sepuluh ton.
Boleh saja orang mengolok-olok bentuk pesawat ini aneh bahkan menyebutnya mirip dengan bokong Kim Kardashian yang super jumbo itu. Tetapi apa yang Airlander 10 janjikan bukanlah sebuah lelucon. Pesawat yang dibangun Inggris itu bisa melontarkan konsep airship ke abad ke-21.
Pesawat tanpa bingkai, lambung gas ketat dibuat dengan teknologi yang dipinjam dari America’s Cup sailmakers dan produsen mobil Formula 1. Pesawat juga dibuat dari bahan anti panas buatan perusahaan yang membuat pakaian antariksa untuk NASA dan dibutuhkan dua hari untuk mengembang.
Prototip pesawat yang dibangun Hybrid Air Vehicles (HAV) Inggris ini diyakini akan menjadi armada global yang berpotensi digunakan untuk pengawasan militer, pasukan penjaga dan penyelamatan pantai, pariwisata mewah dan lift kargo – termasuk bantuan udara untuk medan yang sangat sulit dijangkau.
Pesawat ini justru muncul dari konsep militer ketika Angkatan Darat Amerika memulai berusaha mengembangkan airship. Tetapi Pentagon kemudian keluar dari program itu pada tahun 2013. Airlander 10 yang disiapkan untuk ikut kompetisi dibawa kembali ke Inggris dengan didanai oleh ekuitas swasta dan Uni Eropa serta hibah dari Pemerintah Inggris untuk program inovasi dan green teknologi. Pendukung program ini termasuk penyanyi Iron Maiden Bruce Dickinson, seorang penggemar penerbangan yang memiliki tiga persen saham di HAV.
Airlander 10 ditempatkan di salah satu dari dua hangar kelas II di Cardington di Bedfordshire yang digunakan untuk menjadi rumah industri airship Inggris pada puncaknya antara 1915 dan 1930.
Kapal Induk HMS Queen Elizabeth – kapal terbesar dalam sejarah Angkatan Laut Inggris akan muat di balon ini.
Airlander ini juga tidak berbentuk kaku ala zeppelin awal seperti airship Hindenburg yang mengalami kecelakaan pada 1937 sekaligus membunuh industri airship. Sebaliknya dia lebih mirip pesawat ruang angkasa dari Galaxy Far Far Away.
Sebuah kokpit, dengan joystickdan perlatan canggih berada di bagian tengah pesawat. Di balik itu adalah ruang untuk penumpang yang sangat luas atau untuk kargo, sementara pesawat ini juga bisa membawa beban eksternal dengan digantung seperti helikopter.
Di buritan ada dua bulatan membentang turun dari busur. Inilah terobosan rekayasa yang akan membuat pesawat ultra aerodinamis.
Kejutan terbesar sebenarnya buka pada bentuk yang aneh tapi kekuatan kulit. Keempat sirip navigasi, masing-masing seukuran setengah lapangan tenis, seperti kuartet mesin yang kekuatan baling-baling setara dengan mesin diesel 350 tenaga kuda.
Meskipun kulit rentan terhadap peluru atau benda tajam dengan kekuatan besar yang menusuknya hal itu tidak akan menjadi masalah besar karena membutuhkan waktu dua jam balon mengempis jika menghadapi masalah seperti itu. Pilot uji coba Dave Burns mengatakan pada dasarnya pesawat ini adalah ‘parasut terbesar yang pernah diciptakan’.
Jelas akan menjadi pemandangan yang ditunggu pada Maret atau April ketika pesawat ini akan melayang ke udara membawa sebuah perubahan besar dalam dunia penerbangan yang sangat murah dan efisien. Dan Airlander 10 akan menjadikan balon futuristic yang disebut Hindenburg III dan ditambatkan ke puncak Empire State Building New York, akhirnya menjadi kenyataan di Inggris.