Maskapai penerbangan yang berbasis di Dubai, Emirates, telah mendeklarasikan diri melayani penerbangan ultra-long haul mereka dengan mengambil rute non stop dari Auckland, Selandia Baru ke Dubai, Uni Emirates Arab.
Ternyata, untuk menjalani penerbangan jarak jauh ini, mereka akan menggunakan perencanaan pintar dan sejumlah teknologi untuk menghemat waktu penerbangan yang berjarak sekitar 14.000 km itu.
Dalam layanan yang akan menjadi salah satu rute terpanjang sejagat ini, Emirates akan menggunakan rute yang fleksibel, yang bisa jadi sangat berbeda-beda jalurnya antara satu dan lain hari. Mereka akan memanfaatkan keuntungan arah angin dengan mengikuti ekor angin dan menghindari sebisa mungkin melawan arah angin untuk mengurangi waktu terbang di udara.
Teknologi ini, dikombinasikan dengan penghapusan en-rute yang selama ini mengambil pemberhentian di Australia, ternyata bisa mempersingkat waktu ke Auckland hingga tiga jam. Hal ini juga akan menghasilkan peningkatan tingkat keekonomisan penggunaan bahan bakar yang menjadi salah satu fokus Emirates.
Maskapai ini akan memulai layanan penerbangan non-stop Dubai ke Auckland pada 1 Maret mendatang, dan kembali berangkat lagi keesokan harinya. Layanan terbaru penerbangan non-stop Emirates ini akan menggunakan armada Boeing 777-200LR dan diperkirakan hanya butuh waktu di bawah 16 jam dari Dubai ke Selandia Baru dan 17 jam 15 menit untuk arah sebaliknya.
“Emirates terus berinvestasi dalam teknologi inovatif, dan kami memanfaatkan praktik terbaik dalam mengoptimalkan sistem perencanaan penerbangan untuk Anda. Kami akan menemukan rute terbaik dengan mempertimbangkan cuaca dan kondisi terkini untuk memastikan menghemat waktu, bahan bakar dan emisi, tanpa mengorbankan keselamatan dan kenyamanan penumpang dan awak kami, ” kata Geoff Hounsell, Wakil Presiden Operasional Penerbangan Emirates, seperti dikutip New Zealand Herald, Rabu (24/2/2016).
Hounsell mengatakan, sebanyak 13 kru kabin dan empat pilot akan melayani penerbangan terpanjang Emirates itu, sehingga membuat para awak pesawat memiliki waktu istirahat yang cukup. Emirates, kata dia, telah melakukan penelitian mendalam selama dua tahun sebelum memutuskan membuka rute terpanjang mereka ini.