Potongan tubuh manusia ditemukan tersebar di sejumlah titik di antara rongsokan pesawat yang terbakar di tempat jatuhnya pesawat angkut charter, Tara Air, di area hutan pegunungan di Kekarko Butta, dekat Myagdi, Nepal.
Pejabat resmi Nepal mengatakan, pesawat jenis Twin Otter turboprop itu lepas landas dari Pokhara, sebuah kota wisata berjarak 125 mil dari Kathmandu, menuju ke arah utara ke Jomsosm, lokasi starting point untuk para trekkers menjelajahi area pegunungan di Nepal.
Dua anak kecil disebut menjadi di antara 23 korban tewas. Sebelumnya, disebutkan pesawat hanya mengangkut 18 orang dan tiga kru sehingga total korban hanya 21 orang. Dua anak kecil tak termasuk di daftar korban.
Menteri Penerbangan Sipil, Pariwisata dan Kebudayaan Nepal, Aananda Prasad Pokharel, mengatakan pesawat itu ditemukan di Solighopte, kawasan pegunungan sebelah barat Myagdi dan sejumlah potongan badan manusia ditemukan di antara puing-pung pesawat.
“Pesawat ditemukan dalam kondisi terbakar penuh. Bahkan saat petugas mendatangi lokasi, pesawat masih menyisakan api,” kata Pokharel seperti dikutip Dailymail dan Guardian, Kamis (25/2/2016).
Tim penyelamat langsung mendatangi lokasi jatuhnya pesawat setelah penduduk setempat melaporkan adanya benda terbakar di area pegunungan. Puing-puing pesawat dan tubuh korban terpisah-pisah dalam radius 200 meter.
Sebuah pesawat charter Tara Air jenis Twin Otter hilang kontak dengan menara kontrol udara (air traffic control) enam menit setelah lepas landas dari Pokhara, Rabu (24/2/2016) pagi. Empat jam setelahnya, pesawat diketahui terbakar di wilayah pegunungan.
Pernyataan di website Bandara Jomsom mengatakan, kondisi cuaca saat penerbangan pesawat itu menuju Jomson sangat bagus. Jomsom merupakan tujuan populer di pegunungan Himalaya, sekitar 20 menit penerbangan dari Pokhara. “Cuaca di bandara tempat pesawat bertolak maupun di bandara tujuan sangat baik,” tulis pernyataan itu.
Namun belakangan, Otoritas Penerbangan Nepal mengatakan, cuaca menjadi faktor penyebab jatuhnya pesawat.