Panitia acara Singapore Airshow 2016, Experia Events, tak terima nilai kesepakatan atau deal bisnis pada pameran tahun ini disebut merosot dibanding pameran sebelumnya, dua tahun lalu.
Singapore Airshow 2016, tak menghasilkan kesepakatan bisnis seperti yang diharapkan sebelumnya. Selama empat hari pameran sesi perdagangan, hanya terjadi sebelas kesepakatan bisnis senilai US$12,7 miliar, merosot dibanding pameran pada 2014, sebanyak 20 kesepakatan dengan nilai kesepakatan US$32 miliar.
Namun, panitia acara Singapore Airshow, Experia Events, tak terima pameran tahun ini disebut lesu. Dilansir channelnewsasia, Sabtu (20/2/2016), menurut Experia, sebanyak 11 kesepakatan itu hanyalah penawaran dengan nilai-nilai yang diungkapkan ke publik, belum termasuk kesepakatan yang dirahasiakan. Padahal, kata mereka, sebenarnya terdapat 51 penawaran yang disepakati tahun ini, naik dari 44 pada 2014, dan ada 41 kesepakatan lain yang nilainya dirahasiakan, naik dibanding pada 2014 yang hanya 24 kesepakatan.
“Justru pertumbuhan  kesepakatan yang tak diumumkan ini mencerminkan industri ini kian kompetitif, ” kata Experia Events dalam sebuah pernyataan setelah berakhirnya empat hari pameran sesi perdagangan.
Kesepakatan besar yang tertutup pada Airshow tahun ini, tulis pernyataan itu, mencakup kontrak miliaran dolar dari maskapai penerbangan komersial dengan Airbus dan Boeing, serta kesepakatan dengan nilai lebih kecil yang melibatkan kesepakatan penjualan mesin, layanan MRO (maintenance, repair, dan overhaul), dan bidang pertahanan.
“Jangan lupa pula, di sela-sela acara, perusahaan kedirgantaraan besar seperti GE Aviation dan Pratt & Whitney juga mengumumkan investasi multi-juta dolar untuk meningkatkan kemampuan manufaktur mereka di Singapura,” ujar pernyataan itu.
Pameran Singapore Airshow berikutnya dijadwalkan digelar kembali pada 6-11 Februari 2018 mendatang.
