Aeroporto da Madeira atau Bandara Madeira yang dulunya bernama Bandara Santa Catarina tergolong bandara yang terlarang bagi para pilot pesawat komersial yang masih minim jam terbang.
Pilot-pilot pesawat, kendati pun punya skill tinggi, tetap harus berjuang untuk bisa mendarat di landasan terbang yang sarat hembusan angin kencang ini.
Setidaknya ekstremnya runway di bandara yang mulai dibuka 18 Juli 1964 ini, tampak dalam sebuah video yang diunggah Russia Today ke situs media sosial YouTube berdurasi 2 menit 20 detik.
[embedyt] http://www.youtube.com/watch?v=-ZO1sRsnjpQ[/embedyt]
Dalam video tersebut, terekam bagaimana pesawat pertama yang berusaha mendarat, sempat terombang-ambing dengan posisi miring di udara, karena hembusan angin kencang, sebelum akhirnya berhasil landing dengan selamat.
Sementara pesawat kedua yang ditampilkan video itu, sempat terombang-ambing, hingga akhirnya pilot membatalkan mendarat, akibat tingginya risiko dan rawannya kecelakaan maut, sebagaimana yang terjadi pada tiga tragedi di tahun 1973 dan 1977.
Bandara dengan landasan yang tergolong pendek ini (1,6 kilometer), disebut sebagai bandara paling berbahaya di Benua Biru setelah sempat terjadi kecelakaan maut pada 5 Maret 1973. Kala itu, Pesawat Aviaco Sud Caravelle, jatuh ke laut dan menewaskan tiga krunya. Sementara pada 19 November 1977, sebuah Pesawat TAP Portugal yang terbang dari Brussels (Belgia) ke Madeira, jatuh dari jembatan landasan dan menewaskan 131 orang penumpang.
Sedangkan pada 18 Desember di tahun yang sama, Pesawat SA de Transport Aérien, juga jatuh ke laut dan menewaskan 36 penumpang.
Baru pada 2000, landasan di Bandara Madeira ini dimodifikasidan diperpanjang hingga 2,781 kilometer. Namun bukan berarti, risiko kecelakaan serta-merta sirna.
Lokasi landasannya yang berada di atas jembatan dan di antara tebing dan Samudera Atlantik ini, membuat angin kencang berhembus hampir tiada henti.
Pilot-pilot yang punya rute ke Madeira, haruslah seorang pilot yang sudah melewati latihan navigasi khusus. Jika tidak, kecelakaan sebagaimana yang terjadi pada 1973 dan 1977 bakal terulang di bandara ini.