Pusat Keamanan Bandara Suvarnabhumi, Thailand, menyisir pesawat Bangkok Airways, Minggu (21/2/2106) akibat munculnya laporan bom yang berada di pesawat itu.
Pencarian dilakukan selama beberapa jam dan petugas tak menemukan benda yang mencurigakan. Akhirnya, pesawat diizinkan berangkat lima setengah jam mundur dari jadwal.
Setelah kejadian itu, empat orang Thailand dibawa ke kantor polisi Bandara Suvarnabhumi untuk diinterogasi.
Kapten pesawat membatalkan lepas landas sekitar pukul 12.54 waktu setempat karena mendengar percakapan antara penumpang yang mengarah ke sebuah ledakan pesawat. Dalam percakapan itu, salah satu penumpang mengatakan menempatkan bom di pesawat.
Sirote Duangratana, General Manager Bandara Suvarnabhumi, mengatakan pilot melaporkan ancaman bom yang mencurigakan ke Pusat Keamanan Bandara yang kemudian memicu prosedur tanggap darurat.
Pilot kemudian mengarahkan pesawat dengan 156 penumpang dan delapan awak kabin ke area parkir terisolasi untuk evakuasi darurat. Ketika penumpang dan barang bawaan mereka dievakuasi dari pesawat, Pusat Keamanan Bandara Suvarnabhumi langsung mencari benda mencurigakan.
Perwira Senior Letnan Polisi Phurit Sawatrat mengatakan empat orang yang diinetrogasi adalah bagian dari kelompok yang akan  melakukan ritual Brahma dan mendirikan sebuah kuil di Phuket pada Senin (22/2/2016) pagi.
Dugaan bom muncul ketika Sakda Tangthai, 50, dari Bangkok, hendak meletakkan drum yang akan digunakan dalam upacara di loker di atas kursi penumpang.
Satu drum itu sudah hampir rusak dan teman Sakda, Wichalit Manuangrak, 43, khawatir drum itu akan merusak loker. Dia kemudian memperingatkan temamnya untuk menaruhnya dengan hati-hati atau drum itu akan meledak.
Awak kabin yang mendengar obrolan itu langsung melapor ke pilot dan memicu kepanikan. Wichalit dan teman-temannya terancam hukuman lima tahun penjara akibat obrolan itu.