Solusi “geo fencing” bisa diadaptasi untuk mengatur drone atau pesawat tak berawak dari penerbangan liar yang membahayakan keselamatan di udara dan juga keselamatan di darat.
Direktur Eksekutif European Aviation Safety Agency (EASA) Patrick Ky mengatakan, perlu dibikin aturan umum agar drone yang bisa diterbangkan orang umum dibenami chip Global Positioning System (GPS) sebagai pagar dalam menerbangkan benda angkasa itu.
“Chip ini harus dibekali daftar area di mana lalu lintas udara tersebut tidak boleh dimasuki drone. Idenya adalah memberi pagar dengan membenamkan lokalisasi geo,” kata Patrick Ky di sela-sela Singapore Airshow Aviation Leadership Summit 2016, Kamis (18/2/2016) seperti dikutip channelnewsasia.
Selama pertemuan itu, para ahli penerbangan mendiskusikan sejumlah peraturan terkait drone, di antaranya perlunya ada lisensi dan sertifikasi pilot drone, yang menjadi isu hangat akhir-akhir ini.
Di Singapura, kata Patrick Ky, peraturan baru tentang penggunaan drone telah dikeluarkan pada Juni 2015. Peraturan itu menegaskan bahwa penggunaan drone dengan berat lebih dari 7 kg harus menggunakan izin khusus dan tidak diperkenankan menerbangkan drone dalam radius 5 km dari bandara.
Patrick Ky menambahkan, di Eropa tahun lalu, terdapat sejumlah kasus di mana pilot melaporkan adanya drone berseliweran di sekitar bandara, dan jumlahnya diperkirakan bakal semakin banyak.
Terdapat sekitar lima insiden, di mana operasi bandara harus ditunda sementara gara-gara adanya drone itu.
Untuk itulah sertifikasi pilot drone memang diperlukan, terlebih untuk penggunaan drone dalam sistem antar barang seperti dilakukan situs jual beli online Amazon.
Drone-drone Amazon diketahui sering terbang dalam mode otomatis di atas area padat penduduk. “Pertanyaan saya ke Amazon adalah, Bagaimana Anda meyakinkan benda langit itu tidak jatuh menimpa orang yang sedang berjalan di jalan di bawah sana?”
Kapten Martin Chalk, Presiden Federasi Pilot Internasional mengatakan, saat approaching bandara pada jarak 4 km, sangat tidak mungkin bagi pesawat menghindari drone dalam jalur landing.
Penasihat hukum Civil Air Navigation Services Organisation, Francis Schubert, mengatakan, dia melihat bahwa di masa depan akan terdapat dua ruang udara, yakni yang terbuka untuk penerbangan sipil yang sangat sedikit aktivitas drone di dalamnya, dan satunya, ruang udara kecil untuk aktivitas drone.