GE Aviation, salah satu suplier mesin pesawat terbesar di dunia, akan menginvestasikan US$110 juta atau setara Rp1,4 triliun untuk membangun fasilitas pemeliharaan, perbaikan dan bongkar mesin di Singapura.
Jika Anda berada di sebuah pesawat penumpang besar, ada kemungkinan 60% komponen yang Anda temui merupakan bikinan GE Aviation.
Ketika komponen yang membentuk mesin ini aus, sejumlah besar—pada 2015 nilainya mencapai US$1,6—dikirim ke Singapura untuk diperbaiki.
Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan milik GE Aviation akan mendapatkan suntikan dana untuk penelitian dan pengembangan padat teknologi.
Wakil Perdana Menteri Singapura, Teo Chee Hean, Senin (15/2/2016) mengatakan GE Aviation akan mendirikan pusat teknologi canggih baru berbasis aplikasi perbaikan. Sebagaimana dilaporkan Channel News Asia, Selasa (16/2), investasi ini diharapkan dapat membantu pemeliharaan dan perbaikan bekerja lebih optimal.
Direktur GE Aviation Engine Services, Dev Rudra, mengatakan perbaikan fasilitas sangat penting karena akan ada lebih banyak pesawat bermesin GE pada tahun-tahun mendatang.
Menurutnya volume komponen yang diterima oleh anak usaha General Electric itu tumbuh pada tingkat dua digit setiap tahun. “Kami tidak bisa terus menambah pekerja. Profil dari tenaga kerja kami akan berubah. Kami akan memiliki lebih banyak insinyur, teknisi kami akan tetap sama jumlahnya, tetapi mereka akan jauh lebih terampil,” kata dia.
Investasi itu mencakup penggunaan teknologi robotika dan data analisis untuk memperbaiki komponen mesin pesawat .
Fasilitas perbaikan GE Aviation melayani lebih dari 150 pelanggan maskapai di seluruh dunia.