Maskapai penerbangan di Asia Tenggara diminta menambah armada untuk merespons pertumbuhan penumpang akibat pertumbuhan ekonomi.
CEO Asosiasi Transportasi Udara Internasdional atau International Air Transport Association (IATA), Tony Tyler, menilai operator di wilayah yang meliputi Indonesia dan Malaysia kini dihadapkan dengan tantangan seperti kapasitas dan persaingan yang ketat. IATA adalah sebuah badan industri global yang mewakili sekitar 250 maskapai.
“Saya yakin semua departemen perencanaan semua penerbangan sedang mempelajari pesanan armada untuk merespons pasar,” ujar Tyler dalam pameran dirgantara di Singapura, Minggu (14/2/2016), sebagaimana dilansir Bloomberg.
Pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik meningkatkan jumlah keluarga kelas menengah, yang memungkinkan mereka untuk menghabiskan lebih banyak duit di perjalanan udara. Lalu lintas penumpang di wilayah ini diperkirakan akan meningkat hampir 5% per tahun selama dua dekade berikutnya. IATA memprediksi China siap menjadi pasar wisata terbesar di dunia.
Sebelumnya, IATA memperkirakan laba maskapai di Asia Tenggara akan meningkat 10% ke rekor US$36,3 miliar pada. Selain meningkatnya kelas menengah pengguna pesawat, laba maskapai juga dibantu oleh turunnya bahan bakar murah dan ekonomi Amerika Serikat yang terus tumbuh.