Garuda Indonesia berencana membentuk perusahaan induk (holding company) tahun depan untuk mengambil alih anak perusahaan Garuda yang tidak memberikan kontribusi signifikan.
Saat ini Garuda menjalankan lima anak perusahaan. Di antaranya, maskapai Citilink, fasilitas perawatan GMF AeroAsia serta pelayanan pariwisata dan hotel Aerowisata.
Seperti dikutip asia.nikkei.com, pekan ini, Garuda berencana mengajukan proposal pembentukan perusahaan tersebut ke Kementerian Negara BUMN pertengahan tahun ini.
Presiden perusahaan Arif Wibowo, mengatakan rencana Garuda tersebut sudah disetujui pemegang saham. Dengan adanya holding company, katanya, Garuda Indonesia bisa lebih fokus mengurus layanan penerbangan. Sementara anak perusahaan sudah diurus oleh perusahaan induk.
“Hal ini sejalan dengan program Kementerian BUMN, yang saat ini mencoba untuk menggabungkan beberapa perusahaan besar [milik negara] di bawah kelompok induk,” kata Arif.
Fokus bisnis penerbangan
Arif menjelaskan, tugas Garuda Indonesia saat ini tidak mudah. Selain persaingan bisnis penerbangan yang kian ketat, Garuda juga dituntut terus maju dalam pelayanan penerbangan. Salah satu rencana terdekat Garuda untuk memperluas pasar adalah pembukaan rute baru dan meningkatkan layanan penerbangan di Asia dan Timur Tengah.
Tahun ini maskapai pelat merah ini sedang berupaya menambah armada baru. Pesawat yang dibidik di antaranya, Boeing 777-30 ER, empat unit Airbus A330-300 dan empat ATR 72-600. Dengan demikian jumlah armada menjadi 144 unit. Sementara Citilink, juga akan mengambil delapan unit Airbus A320 untuk menambah jumlah armadanya.