Perusahaan-perusahaan penerbangan dan kapal di seluruh dunia menawarkan pengembalian uang (refund) bagi wanita hamil yang terlanjur menjadwalkan mengunjungi negara-negara yang terpapar virus Zika dan ingin membatalkan penerbangan.
Sejauh ini, 11 maskapai penerbangan dan tiga perusahaan kapal sudah mengubah kebijakan mereka ketika virus yang ditularkan oleh nyamuk itu terus meluas. Perusahaan penerbangan yang menawarkan refund atau travelling credit itu di antaranya Southest Airlines, Gol, Brazil, Lufthansa, British Airways, JetBlu Airways, dan American Airways.
Situs Smart Traveller milik pemerintah federal telah memperingatkan wanita hamil atau mereka yang berencana untuk hamil agar mempertimbangkan ulang rencana mengunjungi negara-negara yang terserang virus Zika.
Virus Zika sangat berbahaya bagi wanita hamil dan dicurigai menjadi penyebab kenaikan kasus mikrosepalus atau pengecilan kepala pada bayi yang baru dilahirkan.
Wabah virus yang dibawa nyamuk Aedes aegypti ini menyebar dengan cepat di Brasil sejak Mei lalu. Peneliti mengatakan ada kemungkinan cara penyebaran selain gigitan nyamuk.
Kepala Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) Margaret Chan, dalam pertemuan di Jenewa pada Rabu (27/1) mengatakan ledakan penyebaran Zika ke wilayah geografi yang baru, dengan kekebalan di kalangan masyarakat yang kecil, menimbulkan keprihatinan.
Pihak berwenang di beberapa negara di kawasan Amerika Latin -seperti Brasil, Kolombia, Ekuador, El Salvador, dan Jamaika- sudah menyarankan agar kaum perempuan menunda kehamilan sampai diketahui lebih banyak tentang virus tersebut.
Biasanya serangan virus ini menimbulkan gejala ringan sehingga masih belum bisa dipastikan kenapa terjadi wabah yang serius di Brasil. Para perempuan yang hamil juga diminta mencegah perjalanan ke negara-negara yang menghadapi wabah Zika.
Temuan terbaru, setelah Inggris, Belanda dan AS, virus ini juga ditemukan di Denmark dan Swiss. Sama dengan kasus di AS dan Inggris, warga Denmark dan Swiss yang terinfeksi Zika baru saja kembali pelesiran dari Amerika Latin. Virus serupa juga dilaporkan telah muncul di Afrika dan Asia.