Maskapai penerbangan Hong Kong, Cathay Pacific Airways, secara resmi telah mengubah nama anak usahanya, Dragonair menjadi Cathay Dragon. Perubahan nama ini diharapkan bisa memperkuat sinergi antara Cathay Pacific Airways dan anak usahanya tersebut.
Dengan perubahan nama dari Dragonair menjadi Cathay Dragon, logo hingga livery pesawat juga diubah. Cathay Dragon mengadopsi logo dan font yang sama dengan Cathay Pacific Airways namun dengan warna berbeda.
Chief Executive Officer Cathay Pacific Airways Ivan Chu menegaskan antara Cathay Pacific Airways dan Dragonair tidak melakukan merger, tapi hanya mengubah nama Dragonair menjadi Cathay Dragon saja. Cathay Pacific Airways dan Cathay Dragon tetap menjadi dua maskapai penerbangan berbeda dan beroperasi menggunakan lisensi masing-masing.
“Ketika kami mulai mengintegrasikan Dragonair ke dalam Cathay Pacific Group [pada 2006], kami banyak melakukan hal-hal bagus dengan hasil spektakuler. Sejak saat itu, Dragonair telah menambah 23 destinasi baru di dalam jaringannya. Selama dua tahun terakhir, kami mempertimbangkan semua opsi dan termasuk keputusan saat ini dengan mengubah nama, dan membuat kedua brand saling berdekatan satu sama lain,” ujarnya seperti dikutip indo-aviation, Minggu (31/1/2016).
Dia mengatakan, brand Dragonair sudah sangat kuat menancap di hati pelanggannya di China, sehingga Cathay Pacific Airways tetap membutuhkan brand Dragonair di China.
Menurut Ivan Chu, pada 2020 diprediksi akan ada 200 juta warga negara China yang terbang keluar China, sementara 130 juta penumpang penerbangan internasional masuk ke China daratan. Hal itu yang menjadi pertimbangan bagi Cathay Pacific Airways memperkuat Dragonair.
