Seorang mekanik maskapai EgyptAir diduga menjadi pelaku yang meletakkan bom di pesawat Rusia Metrojet yang meledak di atas Sinai, Mesir, 31 Oktober 2015 lalu. pelaku memiliki sepupu seorang anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah.
Sumber pejabat keamanan Mesir kepada Reuters, Jumat (29/1/2016) yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, sejauh ini, keterlibatan pelaku yang belum diketahui namanya ini belum diungkapkan oleh pemerintah Mesir.
Sebelumnya Mesir menyatakan tidak menemukan bukti terorisme dalam kasus jatuhnya pesawat maskapai Rusia Metrojet nomor penerbangan 9268, yang menewaskan 224 orang dalam penerbangan dari Sharm el-Sheikh menuju St Petersburg itu. Pesawat meledak di udara 23 menit usai lepas landas.
Sumber Reuters mengatakan bahwa mekanik tersebut telah ditahan, bersama dua orang polisi bandara dan seorang petugas koper, yang diduga membantu meletakkan bom di dalam pesawat.
“Setelah mengetahui salah satu anggotanya memiliki kerabat di bandara, ISIS memasukkan bom di dalam tas tangan seorang penumpang,” kata sumber Reuters. “Dia tidak boleh bertanya apa-apa dan diminta meletakkan bom di pesawat,” lanjut sumber.
Sementara dua polisi yang ditahan diduga tutup mata saat pelaku memasukkan bom ke pesawat. “Tapi ada kemungkinan mereka hanya tidak melakukan pekerjaan dengan benar,” ujar sumber itu.
Dia juga mengatakan, keempat orang tersebut belum didakwa hingga kini.
TabloidLife News yang memiliki hubungan dekat dengan Dinas Keamanan Rusia memberikan laporan lain. Dalam versi tabloid itu, petugas bagasi bandara Sharm el Sheikh lah yang memasukkan bahan peledak ke pesawat.
Dilaporkan Telegraph, Jumat (29/1), pekerja bandara yang namanya belum dipublikasikan itu merupakan satu dari enam orang yang diduga memiliki hubungan dengan aksi teror tersebut.
Dinas Keamanan Rusia dan Mesir telah memasukkan nama keenam terduga pelaku tersebut dalam daftar pencarian orang (DPO). Keenam orang tersebut kini sedang dalam pengejaran operasi gabungan pihak Rusia dan Mesir.
Kecelakaan Metrojet telah memicu kesadaran soal keamanan Mesir yang masih buruk pascarevolusi, terutama di wilayah Sinai tempat anggota ISIS bercokol. Rusia dan negara barat sebelumnya meyakini pesawat itu dipasangi peledak. Namun Mesir tetap membantah dengan mengatakan tidak ada bukti serangan dalam peristiwa itu.
Sebelumnya majalah online ISIS memajang foto kaleng minuman ringan Schweppes yang telah dijadikan bom untuk menjatuhkan pesawat Rusia. Dalam foto diperlihatkan kaleng Schweppes dengan detonator dan tombol. Peledak yang sangat sederhana itu telah memicu ketakutan para maskapai udara dan membuat sejumlah negara menetapkan larangan terbang ke wilayah udara sekitar Sinai, Mesir.
Saya turut prihatin atas kejadian tersebut.
Saya juga mempunyai link berita terkini yang mungkin bermanfaat.
Silahkan kunjungi Berita Terkini Universitas Gunadarma