Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Muhammad Arif Wibowo mengungkapkan perusahannya telah menyiapkan tiga strategi dalam menghadapi ASEAN Open Sky Policy.
Kata kunci yang diperlukan adalah meningkatkan daya saing industri penerbangan nasional
“Hal terpenting dan utama menghadapi ASEAN Open Sky Policy yang terbentuk sebagai implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah menciptakan sinergi di antara pelaku industri penerbangan, perguruan tinggi, dan pemerintah agar mampu memenangkan persaingan dalam jangka panjang,” kata dia di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (22/1/2016).
Menurut dia, golden triangle sinergy antara tiga faktor penentu dalam membangun kekuatan daya saing, yakni perusahaan perusahaan, kalangan perguruan tinggi, dan pemerintah yang mutlak diperlukan untuk bisa merebut peluang yang tercipta dari liberalisasi kawasan tersebut.
“Kata kunci yang diperlukan adalah meningkatkan daya saing industri penerbangan nasional,” kata Ketua Umum Asosiasi Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) itu.
Ia mengatakan bahwa saat ini ASEAN sudah berada dalam kondisi open sky sehingga perlu mengetahui tantangan dan peluang yang ada.
Menurut dia, tantangan yang terjadi adalah munculnya persaingan sangat ketat, kesiapan infrastruktur penerbangan, dan persoalan dalam hal standar keselamatan penerbangan. Di saat sama, muncul peluang baru berupa membangun daya saing, terciptanya perluasan rute-rute dan konektivitas di antara negara-negara ASEAN, dan pertumbuhan pasar di kawasan.
“Garuda Indonesia sudah memiliki tiga strategi dalam menghadapi hal tersebut, yakni pertama, meningkatkan kehadiran Garuda Indonesia di ASEAN dengan melakukan penerbangan langsung ke semua ibu kota negara-negara anggota ASEAN,” kata dia seperti dikutip Antara.
Strategi kedua, kata dia, menciptakan hub penerbangan transit yang baru yang dapat meningkatkan lalu lintas kunjungan penumpang, baik yang menuju ataupun ke dalam ASEAN yang selanjutnya bisa melanjutkan penerbangan ke Eropa dan Amerika. Sementara strategi ketiga, lanjut dia, membuka rute-rute baru di kota-kota penting di luar negeri atau di ibu kota negara-negara ASEAN.
“Untuk memperkuat strategi menghadapi ASEAN Open Sky, Garuda juga membangun program utamanya yang dikenal sebagai Sky Beyond yang berfokus pada tiga hal, yaitu group synergi, cost leadership, dan caring service,” katanya.
Berdasarkan data, pertumbuhan pasar ASEAN pada 2012 mencatat sedikitnya 88,8 juta penumpang melakukan perjalanan udara. Sementara pada 2013, tercatat sebanyak 99,2 juta penumpang yang melakukan perjalanan udara sehingga menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,73%.
