Emirates dinilai bandel oleh Eropa dan Amerika Serikat lantaran mengekspansi rute baru ke Eropa dan AS.
Secara terang-terangan, Emirates menyatakan akan membuka layanan penerbangan harian ke Jenewa Swiss mulai 1 Juni mendatang.
Ini adalah penerbangan harian yang kedua ke Kota tersebut. Dengan kebijakan ini, Emirates menarget ada peningkatan kapasitas penumpang ke Swiss hingga 26%.
Sebelumnya, Emirates menyatakan “invasinya” ke Amerika serikat dengan membuka penerbangan harian ke Los Angeles. Untuk kota ini, Emirates terbang setiap hari dua kali.
Maskapai asal Timur Tengah itu juga menyatakan akan segera membuka rute Washington-Dubai. Pernyataan ini kontan saja mengundang kritik otoritas penerbangan dan pengamat penerbangan Amerika Serikat.
Emirates dan dua maskapai lain asal Teluk (Qatar Airways dan Etihad) lantas dituding melanggar aturan kuota terbang sesuai aturan di AS. Lebih keras lagi, AS menuding maskapai asal teluk telah melakukan dumping terhadap sejumlah rute di AS.
Kejengkelan AS ini cukup wajar. Pasalnya dua maskapai besar di AS justru menyatakan akan mengakhiri rute ke Dubai. United Airlines menyatakan tidak lagi terbang untuk rute Washington Dubai karena masalah finansial. Sementara Delta Airlines menutup jalur penerbangan Atlanta-Dubai denagn masalah yang sama.
Menanggapi hal itu, Presiden Emirates, Tim Clark mengatakan maskapai ini mengisi kapasitas cadangan setelah United Airlines mengakhiri rute ke Dubai.
“Layanan kami untuk Washington DC telah menjadi salah satu rute yang paling sukses dan menguntungkan kami, dengan permintaan yang tinggi di semua kelas kabin,” katanya.
Sikap cuek Emirates dan maskapai Teluk sebelumnya mengundang protes Eropa. Bulan lalu Komisi Eropa menyuarakan keprihatinan atas cara-cara yang dilakukan maskapai asal Teluk dalam beroperasi di Eropa. Komisi Eropa pun mengeluarkan strategi penerbangan baru agar maskapai Eropa tetap bisa bertahan menahan gempuran maskapai Teluk.