Ekspansi rute penerbangan maskapai asal Timur Tengah ke Amerika Serikat semakin gencar. Etihad, Emirates dan Qatar Airways menyatakan Amerika Serikat menjadi tujuan yang banyak diminati penumpang.
Emirates paling disorot Amerika. Pengamat penerbangan sipil di Amerika bahkan menuding Emirates dan maskapai asal teluk lainnya melanggar kuota kapasitas penumpang ke Amerika Serikat yang telah ditetapkan untuk maskapai.
Kritik terhadap Emirates ini cukup wajar mengingat maskapai asal teluk selalu berani perang soal harga tiket. Selain itu, Emirates dinilai “tidak berperasaan” karena menambah penerbangan harian ke AS pada saat United Airlines mengumumkan akan menghentikan layanan rute Washington-Dubai karena krisis finansial.
Tak hanya United Airlines, Delta Airlines sebelumnya juga menghentikan rute penerbangan Atlanta-Dubai dengan alasan yang sama.
Menanggapi hal itu Emirates menyebut penerbangan dari Dubai justru menguntungkan AS. Pendapatan dari sektor pariwisata bakal terdongkrak dengan banyaknya wisatawan ke AS. Tak hanya itu, sektor impor dengan pesawat kargo ke AS juga akan semakin lancar.
“Layanan kami akan berdampak pada manfaat ekonomi tahunan ke Los Angeles. Kami menargetkan memberikan kontribusi US$677 juta untuk manfaat ekonomi tersebut. Kami juga membuka ribuan lapangan pekerjaan di AS,” kata Hubert Frach, Wakil presiden senior Emirates divisi komersial operasi wilayah Barat seperti dikutip The National Business, Minggu (10/2016).
Emirates bakal menambah jadwal terbang harian ke Hollywood mulai 1 Juli mendatang. Ada tiga kelas yang bakal dilayani dengan pesawat Airbus A380-800 ULR.
Kompatriot asal Teluk Emirates, Etihad Airways juga menambah kapasitas rute ke Amerika Serikat selama setahun terakhir. Kota tujuannya meliputi Atlanta, LA, Boston dan Orlando.
Sementara Qatar Airways memulai layanan penumpang pertama ke Pantai Barat pekan lalu dengan penerbangan non-stop ke LA. Qatar Airways juga berencana menambah rute penerbangan ke Boston pada Maret dan Atlanta pada Juni 2016.