Berbicara kepada Times pada 2013 saat ia merayakan ulang tahun ke-50 nya di udara, Andrews mengenang hari-hari ketika orang-orang berdandan glamor hanya untuk terbang. “Terbang dengan pesawat menjadi layanan mewah saat itu. Untuk kalangan kelas atas,” katanya.
Kenangan penerbangan pertamanya kurang mengenakkan karena harus membawanya kembali ke Baltimore. Perjalanan pertamanya ke barat, ke San Francisco, menjadi hal yang paling dia ingat karena banyaknya pengalaman glamor ia dapatkan. Pada masa-masa itu, dia senang bisa melayani penumpang dari kalangan tersohor seperti penyanyi jazz kondang Ella Fitzgerald atau bintang film Marlon Brando. “Masa-masa itu sangat menyenangkan,” kata dia.
Andrews pernah vakum menjadi pramugari karena ia ketahuan telah menikah. Peraturan maskapai penerbangan saat itu menentukan pramugari tak boleh menikah. Jika ngotot mau menikah, pramugari harus mengundurkan diri atau dipecat. “Saya menyembunyikan pernikahan selama saya bisa, sampai seragam yang saya kenakan tampak terlalu sempit karena hamil anak pertama saya, David,” kata Andrews.
Akhirnya ia mengundurkan diri. Selang 15 tahun, sebuah gugatan class action dikabulkan pengadilan. Larangan menikah itu dianggap diskriminasi dalam pekerjaan. Namun selama 15 tahun itu, Andrews tetap bekerja di balik meja perusahaan penerbangan, hingga akhirnya ia dipekerjakan kembali sebagai pramugari.
Setelah lebih dari 52 tahun melayani penumpang pesawat, menurut Andrews, banyak hal yang berubah dan banyak hal yang tetap sama. “Para penumpang [pesawat] tetap sama,” kata dia. “Mereka ingin dianggap, ingin dihormati dan ingin mendapatkan dari A hingga B dengan tepat waktu, sama seperti 50 tahun lalu.”