Tapi bukan hanya aksi terorisme yang menjadi risiko dalam penerbangan. Kecelakaan pesawat Germanwings dalam penerbangan dari Barcelona ke Dussldorf, adalah contoh mati konyolnya 150 penumpang pesawat yang disebabkan oleh kopilot pesawat yang depresi.
Dalam penerbangan yang berakhir tragis di pegunungan Alpen itu, sang kopilot, Andreas Lubitz, mengunci dirinya di dalam kokpit saat kapten pesawat keluar ruangan dan menabrakkan pesawat ke pegunungan. Terungkap kemudian, Lubitz memiliki sejumlah dokumen yang menguatkan sang kopilot memang sedang dirundung depresi.
Pada 2015, tiga pesawat komersial lainnya jatuh menurut catatan situs internet AirSafe.com. Semuanya penerbangan domestik di Asia. Dua di Indonesia dan satu di Taiwan. Korban total dari ketiga peristiwa mencapai 109 nyawa.
Terlepas dari angka suram di atas, perjalanan udara tetap menjadi salah satu moda transportasi paling aman. Menurut laporan keselamatan maskapai 2015 probabilitas kecelakaan fatal yang terjadi di udara cukup rendah.
“Pertumbuhan lalu lintas udara sangat kecil pada 2014. Dan bila dikombinasikan peningkatan jumlah kecelakaan, tingkat kecelakaan adalah 3 kecelakaan per satu juta keberangkatan, ” kata Philip.
Penerbangan di Inggris masih menjadi yang teraman di dunia. Terakhir kali pesawat komersial Inggris terlibat kecelakaan fatal adalah 27 tahun lalu, menewaskan 47 orang.