Pengalaman berkesan sulit dilupakan. Apalagi pengalaman sebagai pilot tempur di perang dunia II dan perang perang lain yang pernah terjadi di dunia. Itulah yang dirasakan Peter Weber Junior.
Ia tercatat sebagai pilot tertua di dunia setelah terbang di usia 95 tahun, 143 hari. Guinness World Records mencatat rekor Peter pada 2015 lalu saat ia terbang di wilayah Placerville. Kini Peter bersama isterinya tinggal di Cameron Park, California.
Menurut Guinness, seperti dikutip Dailymail beberapa waktu lalu, Peter adalah seorang kadet penerbangan di tahun 1943. Peter kemudian menjadi Letnan Kolonel di Angkatan Udara Amerika Serikat. Guinness mencatat Peter memiliki pengalaman terbang selama 72 tahun. Sebagai catatan, anak Peter pada 2015 berusia 70 tahun.
Ia telah menjalani misi penerbangan sebagai pilot tempur AS di berbagai medan. Saat perang dunia II, Peter adalah salah satu penerbang andal. Beruntung ia masih selamat. Sebab banyak rekan-rekan seperjuangannya yang tewas saat bertugas.
Kelihaiannya di dalam kokpit membawanya kembali ke kancah perang yang lain. Ia dipanggil untuk terjun di Perang Korea. Saat itu ia hanya sebentar terjun langsung sebagai pilot. Selebihnya ia menjadi instruktur terbang bagi pilot pilot tempur AS yang berada di Korea. Kepada juniornya, ia berbagi pengalaman saat bertempur. Ia juga mengajarkan teknik pertempuran udara di medan perang yang sesungguhnya. Meski hampir semua pilot tempur sudah menguasai teknik bertempur di udara, namun bukan hal mudah untuk benar benar praktik di medan perang.
Tugas inilah yang diemban Peter. Ia memotivasi para juniornya untuk tetap terbang, fokus dan berani mengambil tindakan saat tempur di udara. Selesai misi di Korea, kisah pertempuran Peter belum selesai. Ia kembali dipanggil dan diterjunkan di Perang Vietnam. Tugasnya pun tak jauh berbeda. Dengan pengalaman yang dimilikinya ia menjadikan pilot pilot tempur muda AS berani menghadapi pasukan Vietnam.
Sejumlah misi pun sukses ia jalankan bersama pilot pilot juniornya. Hingga akhirnya ia memutuskan pensiun pada 1970. Ia mengatakan banyak pengalaman terbang yang membuatnya ingin beristirahat. Namun bukan berarti meninggalkan kokpit. Ia hanya ingin benar-benar menyelesaikan tugas militernya dan kemudian terbang bebas sesuai kehendak hatinya.
Setelah pensiun, ia tetap masih sering terbang. Bedanya ia lebih banyak terbang untuk tujuan wisata dan menjelajah sejumlah wilayah. Menurutnya seorang penerbang tidak akan berhenti terbang hingga benar-benar tidak mampu lagi untuk terbang.
Hingga di usia senja pun, Peter tetap saja ingin terbang kemanapun ia ingin pergi selama bisa. “Saya tidak bisa menghentikan keinginan saya untuk berada di sana (angkasa),” ujarnya. Ia pun tak menduga namanya tercatat dalam Guinness World Records