Gara-gara Harga Minyak Jeblok, 2 Bandara di Arab Saudi Bakal Diprivatisasi

King-Abdul-Aziz-International-Airport-02
King-Abdul-Aziz-International-Airport-02

Otoritas penerbangan sipil Arab Saudi berencana memprivatisasi bandara Jeddah dan Dammam pada 2017. Upaya ini dilakukan untuk membantu keuangan negara (kerajaan) Arab Saudi akibat kemerosotan harga minyak dunia.

The National Business, Selasa (5/1/2016) melaporkan, Bandara internasional King Abdulaziz yang merupakan bandara tersibuk di Arab Saudi bakal diprivatisasi pada kuartal kedua 2017. Sedangkan Bandara Raja Fahd di Dammam akan menyusul pada kuartal ketiga tahun yang sama.

Upaya privatisasi ini bukan yang pertama bagi otoritas penerbangan sipil Arab Saudi. Pada 2015 lalu, Bandara Taif diserahkan ke sebuah perusahaan swasta.

Saat itu privatisasi dilakukan untuk mendukung komitmen pemerintah Arab Saudi meningkatkan kapasitas dan membangun lebih dari 20 bandara dengan investasi US$10.65 miliar.

Bandara King Abdulaziz merupakan bandara kelas utama di Arab Saudi karena menjadi pintu masuk jemaah haji. Bandara ini terletak 19 kilometer sebelah utara Kota Jeddah. Pengerjaan pembangunan bandara ini dimulai pada 1974 dan selesai tahun 1980. Akhirnya, pada 31 Mei 1981, bandara ini dibuka untuk layanan penuh setelah secara resmi di buka pada April 1981.

Adapun Bandara Raja Fahd diklaim pemerintah Arab Saudi sebagai bandar udara terbesar di dunia dengan area seluas 780 km². Areal bandara ini melebihi luas negara tetangganya, Bahrain.

Diresmikan pada 1999, Bandar Udara Internasional Raja Fahd merupakan bandara utama ketiga di Arab Saudi setelah Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh dan Bandara Internasional Raja Abdulaziz di Jeddah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.