Selama bertahun-tahun sejumlah maskapai penerbangan China menjadi salah satu pembeli terbesar duo kawakan produsen pesawat jet dunia, Airbus dan Boeing. Namun kini, maskapai China mulai membekali armadanya dengan produk dalam negeri mereka yang diprediksi bakal bersaing secara internasional.
ARJ21-700, pesawat jet dengan lebih dari 80-kursi penumpang bikinan BUMN China, Comac, diprediksi bakal bersaing ketat dengan pesawat model serupa, Embraer pabrikan Brasil, Mitsubishi besutan Jepang dan Bombardier bikinan Kanada.
China juga tengah mengembangkan jet berbadan sedang berlorong tunggal, C-919, untuk bersaing menggoyang duopoli Airbus A320 dan Boeing untuk pesawat jenis serupa.
Setelah bertahun-tahun ditunda lantaran masalah teknis, ARJ21-700 kini siap terbang di pasar domestik oleh regulator penerbangan sipil Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) pada akhir 2014.
Tapi permasalahan yang peling mengganjal untuk bisa penetrasi ke pasar global adalah belum diberikannya sertifikasi oleh Federal Aviation Administration AS, yang bakal membatasi akses pesawat bikinan Comac ke pasar luar negeri. “Sebab hanya beberapa pasar mengakui sertifikasi CAAC,” jelas kata Pengamat Penerbangan Clifford Coonan, kontributor Irishtimes.com, Rabu (6/1/2016).
Comac telah menerima 350 pesanan ARJ21-700, sebagian besar dari penerbangan domestik dan perusahaan leasing. Pada September 2015 lalu, Comac mengatakan telah menandatangani perjanjian awal dengan ICBC Leasing untuk memasok sepuluh ARJ-21 dan sepuluh unit lagi model C-919 kepada maskapai Thailand, City Airways.
Untuk memuluskan jalan melepas ke pasar global terutama Eropa, kata Coonan, ada kemungkinan Comac akan berganti haluan melobi Badan Keselamatan Penerbangan Eropa untuk menyertifikasi pesawat jet mereka. Ketimbang menunggu sertifikasi dari Federal Aviation Administration Amerika Serikat yang tak pasti kapan diterbitkannya.