Maraknya kasus pencurian barang di bagasi penumpang pesawat yang belakangan ini kerap terjadi dan berhasil dibongkar oleh aparat kepolisian menandakan masih lemahnya pengamanan dan pengawasan bandara-bandara di Indonesia.
“Security bandara kita sangat mengkhawatirkan. Yang saya takutkan bukan sekadar pencurian. Jika orang bisa mengambil barang, tentunya orang juga bisa menaruh atau memasang barang juga. Jika ini barang terlarang yang diletakkan, akan susah urusannya, apalagi kalau sampai menaruh bahan peledak di pesawat,” kata Pengamat Penerbangan Alvin Lie seperti dikutip Runway Aviation.
Menurut Alvin, sejauh ini security bandara hanya ketat terhadap penumpang, sedangkan terhadap para pekerja di lingkungan bandara terlalu longgar.
“Masih banyak kerawanan. Pada saat para pegawai bandara ini keluar dari lingkungan bandara, nyaris tidak ada pemeriksaan,” jelas Alvin.
Alvin mengatakan, keamanan bandara perlu meningkatkan pengawasan terhadap pergerakan pekerja di lingkungan bandara, terutama yang bersentuhan langsung dengan pesawat seperti porter, cleaning service, katering dan logistik.
Menurutnya, kerap terjadinya kasus pencurian ini lebih dikarenakan motif ekonomi yang menimpa para pekerja di lingkungan bandara. “M wajib memperhatikan dan memberikan penghasilan yang layak pada mereka untuk mengurangi godaan berbuat kejahatan. Mereka perlu diberikan fasilitas istirahat yang layak. Saya sering lihat mereka curi-curi istirahat sambil berteduh di bawah pesawat atau di ruang terbuka tanpa fasilitas manusiawi,” ujar Alvin.
Dengan penghasilan setara upah minimum dan pendidikan yang pas-pasan, para pekerja seperti porter di bandara tidak terlalu mempedulikan soal keselamatan dan keamanan. Alat pelindung diri diberikan dua kali dalam setahun. “Jika rusak harus beli sendiri. Belum soal asuransi, apakah mereka tercover?” katanya.
