Kementerian Luar Negeri Jepang akhirnya membuka dokumen diplomatik tentang penembakan pesawat Korean Air Boeing-747 oleh pesawt Uni Soviet. Yang mengejutkan dokumen itu membuktikan bahwa salah satu insiden paling mematikan terhadap pesawat sipil itu merupakan kecelakaan dan tidak ada unsur kesengajaan. Hal ini bertentangan dengan apa yang disebut Amerika sebagai tindakan “barbarisme” untuk meyakinkan dunia dalam beberapa dekade.
Pada tanggal 1 September 1983 pesawat Uni Soviet menembak jatuh Penerbangan 007 Korean Air di Pulau Sakhalin saat dalam perjalanan dari New York ke Seoul melalui Anchorage, Alaska. Bencana itu merenggut 269 nyawa penumpang dan awak kapal.
“Jangan salah tentang hal itu, serangan ini tidak hanya terhadap diri kita sendiri atau Republik Korea. Ini adalah serangan Uni Soviet melawan dunia dan prinsip-prinsip moral yang membimbing hubungan manusia antara orang-orang di mana-mana. Itu adalah tindakan barbarisme yang lahir dari masyarakat yang ceroboh dan mengabaikan hak-hak individu dan nilai kehidupan manusia dan berusaha terus-menerus untuk memperluas dan mendominasi negara-negara lain,” demikian kata Presiden AS Ronald Reagan dalam pidato televisi menyusul jatuhnya dari pesawat Korea.
Dokumen diplomatik yang dibuka ke publik baru-baru ini oleh Menteri Luar Negeri Jepang mengkonfirmasi bahwa pesawat penumpang itu jatuh karena kesalahan. Sesuatu yang hampir pasti Washington pasti tahu karena dokumen itu juga pasti dibaca oleh Amerika.
Dua bulan setelah kejadian diplomat Tokyo secara rahasia menginformasikan kepada pejabat tinggi pemerintahan Reagan bahwa Uni Soviet telah bingung karena menganggap Penerbangan 007 Korean Air sebagai pesawat pengintai RC-135 AS dan menembak jatuh pesawat penumpang secara tidak sengaja.
AS berencana untuk menemukan kotak hitam dari pesawat penumpang tetapi didahului oleh Uni Soviet yang menemukan kotak hitam pertama. Semua data diuraikan oleh Uni Soviet setelah bencana itu dan diserahkan ke Korea Selatan pada tahun 1992 oleh Presiden Rusia Boris Yeltsin.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional melakukan penyelidikan kasus ini dan menyimpulkan bahwa pesawat penumpang  naas telah menyimpang dari jalur awal karena kesalahan pilot Korea dan kemudian keliru menerobos ke wilayah udara Soviet.
Lebih rumit lagi pesawat tidak menanggapi peringatan dan mengabaikan upaya jet tempur Sukhoi Su-15 Soviet untuk mengawal keluar dari wilayah udara Uni Soviet.